GuidePedia

0

Pengertian Power Steering

Power steering merupakan sebuah komponen yang ada pada sistem kemudi. Secara umum kegunaannya untuk mempermudah pengendara dalam mengendarai mobil. Terutama pada saat berbelok. Power steering akan meringankan beban dari gaya yang dihasilkan mobil saat berbelok.

Setidaknya ada tiga jenis power steering yang digunakan pada sistem kemudi mobil, di antaranya:
  1. Tipe pertama, hydrolic power steering. Tipe ini secara sistem memanfaatkan tekanan fluida (minyak) untuk bekerja. Tipe ini banyak digunakan pada mobil seri pertama dan mobil truk.
  2. Tipe kedua, Electronic Power Steering (EPS). Tipe kedua ini merupakan tipe terbaru yang menggunakan sistem otomatis (motor listrik). Kebanyakan mobil baru yang keluar sekarang menggunakan tipe power steering yang satu ini.
  3. Tipe ketiga, Hydro-Electric Power Steering. Tipe ketiga ini merupakan tipe gabungan dari sistem hidrolik dan elektrik.

Komponen dan Fungsi Power Steering

Meskipun ada tiga jenis power steering namun ketiganya tetap mempunyai fungsi yang sama. Secara umum berfungsi untuk meringankan beban kemudi saat berbelok. Namun, secara spesifik akan dibedakan berdasarkan masing-masing komponennya.

1. Hydrolic Power Steering

Ada beberapa komponen power steering hidrolik yang saling bekerjasama dalam meringankan beban kemudi saat berbelok. Berikut adalah komponen-komponennya:
a. Reservoir Tank
Reservoir tank merupakan komponen yang berfungsi untuk menyimpan atau menampung cadangan minyak power steering. Pada tutupnya dilengkapi dengan ventilasi untuk mengatur tekanan udara dan stabilitas aliran minyak power steering.
b. Vane Pump
Vane pump atau pompa power steering ini berfungsi untuk memompa fluida atau minyak agar mengalir ke seluruh sistem hidrolik.
c. Control Valve
Komponen ini berfungsi untuk mengatur aliran fluida atau minyak yang bertekanan sesuai dengan arah kemudi.
d. Power Cylinder
Power cylinder merupakan komponen yang berfungsi menyalurkan aliran fluida atau minyak ke steering gear (rack and pinion).
e. Steering Gear
Steering gear yang terdiri dari komponen rack and pinion memiliki fungsi sebagai penghubung atau pemindah tenaga putar dari steering colomb ke steering linkage.
f. Stering Linkage
Komponen yang satu ini berfungsi untuk meneruskan gerakan steering gear ke roda sesuai dengan arah kemudi yang diinginkan pengemudi.
g. Steering Hose
Steering hose atau selang power steering berfungsi sebagai saluran fluida atau minyak yang terbuat dari logam. Sehingga, tahan panas dan tahan terhadap tekanan tinggi. Komponen ini terhubung dari vane pump – control valve – steering gear.
h. Oil Power Steering
Oil power steering atau minyak power steering merupakan komponen yang memang harus ada pada jenis power steering hidrolik ini. Hal ini dikarenakan sistem kerjanya itu sendiri yang memanfaatkan tekanan dari fluida atau minyak.

2. Electronic Power Steering (ESP)

Terdapat beberapa komponen pada electronic power steering yang saling bekerja dalam meringankan beban kendaraan saat berbelok. Komponen-komponen ini sangat jauh berbeda dengan power steering jenis hidrolik. Karena pada dasarnya komponen ini menggunakan sistem otomatis tidak menggunakan fluida atau minyak. Berikut adalah beberapa komponen electronic power steering:
a. Electronic Controle Module (ECM)
Komponen yang satu ini merupakan otak dari sistem electonic power steering. Singkatnya, electronic controle module merupakan komponen yang berfungsi untuk mengatur dan memberikan perintah.
b. Motor Listrik
Motor listrik merupakan komponen yang bekerja secara langsung dalam membantu meringankan beban putaran kemudi atau setir.
c. Vehicle Speed Sensor
Komponen ini merupakan sebuah sensor yang berfungsi untuk memberikan data mengenai kecepatan mobil.
d. Torque Sensor
Torque sensor merupakan sebuah sensor yang berfungsi untuk memberitahu informasi saat kemudi mulai diputar.
e. Steering Clutch
Clutch atau kopling pada power steering berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan motor listrik dengan batang kemudi (setir). Letaknya sendiri berada di antara keduanya.
f. Noise Suppressor
Komponen ini merupakan sebuah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak.
g. On-board Diagnostic
On-board diagnotic merupakan sebuah panel indikator atau komponen yang akan memberi tahu jika terjadi masalah pada sistem ESP. Komponen ini terletak di panel instrumen kendaraan.

3. Hydro-Electric Power Steering

Seperti yang disampaikan di atas Hydro-Electric power steering merupakan gabungan antara sistem hidrolik dengan sistem otomatis. Maka komponennya pun merupakan gabungan dari keduanya. Dimana power steering jenis ini memanfaatkan fluida atau minyak yang digerakan oleh pompa menggunakan motor listrik bukan menggunakan mesin lagi. Adapun fungsi tiap komponennya masih sama.

Cara Kerja Power Steering

Dari ketiga jenis power steering tersebut ketiganya memiliki cara kerja yang berbeda. Hal ini dikarenakan tiap-tiap komponennya yang berbeda.
Cara Kerja Power Steering

1. Hydrolic Power Steering

Sistem power steering hidrolik bekerja secara manual sesuai dengan posisi kemudi atau setirnya.
a. Posisi Lurus
Pada kondisi lurus maka roda pun akan berjalan lurus. Sehingga, control valve berada di posisi netral. Artinya control valve menutup jalan bagi fluida atau minyak dan mengembalikannya mengalir ke vane pump. Kondisi seperti ini tidak menimbulkan tekanan pada salah satu sisi. Dalam arti tekanan minyak netral pada dua sisi.
b. Posisi Belok
Pada posisi berbelok sistem power steering akan mendapatkan tekanan. Baik berbelok ke arah kanan maupun ke arah kiri. Tekanan atau dorongan tersebutlah yang akan membantu mengurangi berat saat berbelok. Cara kerjanya sendiri pada saat kemudi atau setir dibelokan maka roda akan ikut berbelok. Hal ini memicu control valve ikut bergerak dan membuka jalan bagi minyak yang bertekanan tinggi untuk mendorong piston membantu steering gear untuk mengurangi usaha putar.

2. Electronic Power Steering (ESP)

Electronic power steering atau ESP berbeda dengan jenis hidrolik. Cara kerja ESP dilakukan secara otomatis. Setidaknya dapat dibagi dalam beberapa langkah:
  • Saat kunci kontak berada di posisi “ON” maka Electronic Controle Module (EMC) sudah berada dalam kondisi hidup. Selain itu, panel indikator power steering pun akan ikut menyala dan redup kembali saat mesin telah hidup.
  • Saat mesin mulai hidup maka EMC memberikan instruksi untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch akan menghubungkan batang kemudi atau setir denga motor elektrik.
  • Saat kemudi mulai diputar maka torque sensor akan mendeteksi berapa besar mobil berputar dan memberikan informasi tersebut pada EMC. Setelah itu EMC akan memberikan arus listrik pada motor sesuai dengan data yang disampaikan. Dengan demikian motor listrik akan memutar gigi kemudi. Sehingga, beban saat berbelok lebih ringan.
Sedangkan peran vehicle speed sensor sendiri akan memberikan informasi apabila kecepatan kendaraan lebih dari 80 Km/Jam. Sehingga EMC akan menghentikan aliran listrik pada motor dan sistem kemudi menjadi berat kembali.
Salah satu keuntungan menggunakan ESP adalah adanya lampu indikator. Jika dalam kerjanya power steering tidak optimal dengan ditandai lampu indikator yang menyala itu artinya ada masalah pada power steering. Anda harus segera memeriksanya atau membawanya ke bengkel.

3. Hydro-Electric Power Steering

Cara kerja power steering jenis ketiga ini adalah kolaboratif antara sistem hidrolik dan sistem otomatis. Dimana fluida akan dipompa oleh motor listrik dan selanjutnya sama saja seperti sistem hidrolik.

Posting Komentar

Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…

 
Top