a. Jangan membengkokkan, memutar balik tali (belt)
b. Jangan biarkan tali penggerak terkena oli atau uap
c. Pada waktu memasang atau melepas set bolt camshaft,
timing pulley jangan dalam keadaan tegang.
3. Bila timing belt sudah terpasang pada camshaft
sprocket, pastikan bahwa kelenturannya sudah cukup dengan cara menekan timing belt
tensioner pulley.
4. Periksalah belt. Apabila terdapat kerusakan, gantilah tali penggerak dan carilah penyebabnya.
Berikut adalah kerusakan belt dan penyebabnya:
d) Tes tekanan kompresi
Mesin kendaraan yang umum seperti mesin 4 tak dan 2 tak (4 strokes & 2 strokes engine) juga mesin diesel memerlukan tekanan kompresi yang cukup di ruang bakar agar dapat bekerja sempurna membakar bahan bakar (bensin/solar) dan udara untuk dijadikan tenaga.
Tekanan yang rendah membuat campuran bahan bakar dan
udara tidak dapat terbakar atau sering disebut Misfire, sehingga mesin
kehilangan tenaga. Kebanyakan mesin bensin dapat bekerja sempurna bila memiliki
tekanan kompresi antara 140 Psi (9.5 bar) hingga 220 Psi (15 bar) tergantung
spesifikasi standar masing-masing model/merek mesin.
Penyebab berkurangnya kompresi ruang bakar pada mesin antara lain:
1.
Gasket Cylinder Head yang bocor/rusak/terbakar
2.
Ring Piston rusak/aus/bocor
3.
Seal klep bocor
4.
Klep rusak/bocor
5.
Piston retak/bolong
6.
Cylinder Head Block retak/melengkung
7. Cylinder Block retak
Sebelum mengukur tekanan kompresi mesin, ada hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:
1.
Accu dalam kondisi prima
2.
Disiapkan alat Compression Tester
3.
Kunci Busi
Alat untuk mengukur tekanan kompresi adalah compression tester.
|
Gambar 38. Compression
Tester |
Pemeriksaan tekanan
kompresi bertujuan untuk memeriksa kondisi piston ring, cylinder head gasket,
valve seat dan valve spring.
Langkah pemeriksaan kompresi antara lain:
1. Pemeriksaan kondisi oli mesin, stater dan baterai
normal
2. Lepaskan spark plug(busi)
3. Pasangkan compression gauge ke lubang spark plug(busi)
|
Gambar 39. Tes Kompresi |
4. Injak accelerator pedal untuk membuka penuh
throttle valve.
5. Ukurlah tekanan kompresi engine dan baca gauge.
6. Ulangi langkah 2 sampai 5 pada semua cylinder dan
periksa perbedaan tekanan pada tiap cyilinder.
7. Bila tekanan cylinder atau perbedaan tekanan di
bawah spesifikasi, tambahkan sedikit engine oli melalui lubang spark plug.
8. Bila penambahan oli membuat tekanan kompresi naik,
komponen yang mengalami kerusakan atau keausan adalah cylinder dan piston ring,
piston atau ring patah.
9. Bila tekanan kompresi sama setelah penambahan oli,
komponen yang mengalami kerusakan atau keausan adalah valve, valve spring,
valve seat, cylinder head gasket.
D. PERAWATAN MEKANISME KATUP
1. Fungsi celah katup
Setelah mesin mobil bekerja 20000 km, katup dan
mekanismenya dapat mengalami keausan, akibatnya akan mempengaruhi ukuran
standar celah katupnya.
Pada gambar di bawah ini menunjukkan bahwa celah katup
berpengaruh terhadap waktu pembukaan katup.
|
Gambar 40. Pengaruh
Celah Katup Terhadap Waktu Pembukaan Katup |
Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin, seperti berikut:
a. Celah terlalu besar
1. Penggerak katup berisik Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan kejutan).
2. Katup akan terlambat membuka dan menutup terlalu cepat, sehingga dapat menimbulkan suara berisik.
3. Tenaga mesin berkurang dan bahan bakar boros.
b. Celah terlalu kecil
1.
Katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan
lambat, akibatnya terjadi salah pengapian.
2. Putaran Idle kurang stabil (motor bergetar).
3. kemungkinan daun katup akan terbakar.
c. Tidak ada celah katup
1. Katup tidak menutup dengan sempurna.
2. Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas
buang, tenaga motor berkurang.
3. Pembakaran dapat merambat ke karburator.
4. Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas
pada daun katup tidak sempurna.
Penyetelan katup harus
pada posisi katup tidak bekerja, untuk mengetahui mana katup yang tidak bekerja
kita harus mengetahui FO (Firing Order) atau urutan pengapian pada silinder
terlebih dahulu. Setelah urutan pengapian ditemukan, kita dapat mengetahui
diagram kerja mesin.
Diagram kerja mesin yang dapat dibuat berdasarkan FO adalah sebagai berikut:
Untuk menyetel katup,
kita dapat memperhatikan diagram kerja piston di atas. Katup yang dapat disetel
harus dipastikan dalam kondisi tidak bekerja secara sempurna.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel berikut:
2. Macam-macam kontruksi penyetel katup
a. Kontruksi umum (pada mekanisme katup OHV, Over Head
Valve)
Penyetelan celah katup dengan mengendorkan mur
pengunci dan memutar sekrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi
penumbuk pada kam harus pada lingkaran dasar.
|
Gambar 41. Penyetelan
Katup OHV |
Prosedur penyetelan katup:1. Panaskan mesin hingga temperatur air pendingin
radiator mencapai 750–850C
2. Matikan mesin bila melakukan penyetelan katup
3. Putar poros engkol hingga tanda pada puli poros
engkol tepat dengan angka 0 pada tutup rantai timing.
4. Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4
5. Pada saat memutar poros engkol sambil memperhatikan
katup masuk silinder mana yang bergerak. Lihatlah katup masuk atau push
rod katup masuk pada silinder 1 atau 4 sambil menggerak-gerakkan puli poros engkol.
6. Apabila yang bergerak push rod katup masuk silinder
4 pada saat anda menggerak-gerakkan atau memutar poros engkol, berarti ketika
tanda pada puli tepat dengan tanda 0: yang sedang mengalami top kompresi
adalah silinder 1, sedang silinder 4 overlapping. Begitu juga sebaliknya.
7. Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top
kompresi silinder 1 atau 4. Caranya dengan melihat diagram/tabel proses
kerja silinder atau bisa juga dengan menggerak-gerakkan puli poros engkol
sambil melihat push rod katup yang tidak bergerak. Push rod yang tidak bergerak
maka boleh disetel. Setel celah katup sesuai spesifikasi.
|
Gambar 42. Penyetelan
Katup OHV |
8. Mengendorkan mur 12 menggunakan kunci ring 12.
9. Menempatkan atau memasukkan feeler gauge sesuai
ukuran standar ke dalam celah antara rocker arm dengan batang katup.
10. Melakukan penyetelan dengan
(mengencangkan/mengendorkan) baut penyetel dengan obeng.
|
Gambar 43. Penyetelan
Katup OHV |
11. Setelah celah katup telah benar/sesuai, kencangkan
mur penahan sambil menahan baut penyetel agar tidak bergerak. Lalu cek kembali
celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler gauge. Ulangi cara
tersebut jika belum menemukan kesesuaian.
12. Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda
pada puli bertepatan dengan tanda 0 pada tutup rantai timing.
13. Menyetel celah katup untuk katup-katup yang belum
disetel sesuai spesifikasi.
14. Hidupkan mesin, pastikan suara mesin halus.
15. Menutup kembali kepala silinder, lalu memasang
komponen lainnya.
b. Melalui tuas ayun (Penggerak katup OHC)
Pengukuran celah harus antara tuas ayun dan kam, bukan
antara ujung tuas ayun dan ujung batang katup.
|
Gambar 44. Penyetelan
Katup Tuas Ayun |
Cara menyetel: Pengukuran celah katup pada penggerak katup yang
menggunakan tuas ayun harus antara tuas dengan kam, bukan antara ujung tuas
dengan ujung batang katup.
c. Dengan pelat penyetel (shim)
Penyetelan pada sistem ini dengan cara menganti plat
penyetel (shim) dengan bermacam-macam ketebalan shim. Untuk menyetel celah
katup, diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok
penekan katup. Keuntungan dari penyetel model shim adalah kita akan jarang
sekali menyetel klep. Konstruksi ini banyak digunakan pada motor berkecepatan
tinggi karena ketepatan buka tutup klep tidak akan berubah pada saat kecepatan
tinggi.
|
Gambar 45. Penyetelan
Katup dengan Shim |
d. Dengan cara mengganti valve lifter (DOHC)
Menyetel celah katup dengan cara mengganti valve
lifter digunakan pada mekanisme katup tipe DOHC (Double OverHead Camsaft).