PENGUJIAN PRODUK

<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>1. Hakikat Pengujian Produk </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Pengujian produk merupakan kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran, sebelum sebuah produk dipasarkan perlu dilakukan pengujian produk terlebih dahulu.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Pengujian produk dilakukan degan pengukuran terhadap sifat dan kinerja produk tersebut sesuai standar tertentu. Proses pengukuran sifat atau kinerja suatu produk inilah yang disebut dengan pengujian produk.Jadi pengujian produk adalah segala proses yang dilakukan oleh seorang peneliti,baik melalui pengukuran kinerja, keamanan, kualitas dan kesesuaian produk terhadap standar yang telah ditetapkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Bagi produsen,hasil pengujian produk berguna dalam pengarsipan dan untuk mendapatkan hak paten atas produknya.Selain itu,pengujian produk dapat digunakan sebagai persyaratan dalam peluncuran produk baru.Data hasil pengujian produk dapat digunakan sebagi rujukan ang tepat agar mendapatkan lisensi untuk proses produksi dan penjualan. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>2. Tujuan Pengujian </b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Produk Pengujian produk dilakukan untuk memenuhi berbagai tujuan,antara lain:</font></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: verdana;">Memastikan produk tersebut telah memenuhi persyaratan spesifikasi,regulasi dan kontrak sesuatu produk;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Memastikan produk sudah berjalan sesuai dengan standarna melalui pembuktian demonstrasi produk;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Menyediakan data standar bagi kepentingan ilmiah, teknik dan kegiatan penjaminan mutu;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Menetapkan kesesuaian produk dengan penggunaan akhir;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Sebagai dasar untuk komunikasi teknis suatu produk </span></li><li><span style="font-family: verdana;">Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Sebagai bukti dalam proses hukum seperti pertanggungjawaban produk, hak paten,klaim produk dan lain sebagainya; </span></li><li><span style="font-family: verdana;">Membantu memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Membantu mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi </span></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>3. Kegunaan Pengujian Produk </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Besarnya nilai pengujian produk bagi perusahaan ditunjukkan oleh banyaknya kegunaan pengujian produk. Adapun kegunaan dari pengujian produk adalah :</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: verdana;">Meningkatkan kinerja produk dan kepuasan pelanggan;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Memberikan pedoman yang tepat terkait masalah harga,nama merk,kualitas kemasan produk;</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Dapat memantau kualitas produk dari berbagai pabrik dari tahun ke tahun dan jalur distribusinya;</span></li><li><span style="font-family: verdana;"> Memberikan gambaran daya terima konsumen terhadap produk tersebut.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>4. Pihak yang Berperan dalam Pengujian Produk </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Bahwa pengujian produk terkait erat dengan aspek keamanan dan kenyamanan konsumen dalam pemakaian produk. Aspek keamanan produk sendiri tidak hanya melibatkan kepentingan konsumen itu sendiri tapi juga melibatkan pemerintah yang melindungi konsumen.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Adapun pihak yang berperan dalam pengujian produk sebagai berikut :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>a. Pemerintah </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Peran pemerintah disini yaitu dengan mengeluarkan undang – undang yang mewajibkan produsen menjelaskan kegunaan produk dan menjamin keamanan produk. Pemerintah terus mengadakan peningkatan mutu produk dengan menerbitkan suatu rangkaian standar secara nasional yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>b. Perusahaan </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Peran perusahaan dalam pengujian produk yaitu menyediakan produk dan layanan sesuai dengan industry.Produseen dapat menerapkan beberapa standarisasi, baik yang bersifat fakultatif (standar yang dibuat oleh perusahaan sendiri) ataupun standar wajib (standar produk yang ditentukan melalui peraturan pemerintah)</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>c. Organisasi </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Konsumen Peran oranisasi konsumen yaitu sebagai perakilan kepentingan konsumen kepada produsen dan pemerintah. Ketika pemerintah dan produsen tidak menetapkan standar kualitas suatu produk,maka organisasi konsumen beranggapan bahwa kualitas merupakan hal terpenting bagi konsumen. </blockquote><div> </div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>5. Persyaratan Pengujian Produk </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benar-benar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut: </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>a. Pendekatan Sistem</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Metode dan prosedur pengujian produk harus memiliki system yang standar sehingga setiap produk yang sejenis diuji dengan menggunakan cara yang sama.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Termasuk dalam hal – hal sebagai berikut: </span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: verdana;">Produk yang disiapkan harus sama,baik kemasan dan pengkodean</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Kuesioner yang diajukan harus sama </span></li><li><span style="font-family: verdana;">Rencana sampling yang sama </span></li><li><span style="font-family: verdana;">Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama </span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>b. Data Normatif </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Pengujian produk dilakukan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu.Tujuannya untuk membangun data base normative sehingga hasil uji produk lebih memiliki nilai. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: verdana;">c. Perusahaan Penelitian yang Sama </b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Ada baiknya produsen menggunakan satu perusahaan riset untuk melakukan smua pengujian produknya.Hal ini merupakan satu-satunya cara untuk memastikan semua uji produk dilakukan dengan cara yang persis sama. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>d. Uji Lingkungan Nyata </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Adalah pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dilingkungan tempat nantinya produk tersebut akan digunakan. Jika produk tersebut digunakan di kantor maka produk tersebut harus diuji oleh orangorang yang bekerja di kantor. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: verdana;">e. Populasi Sampel yang Relevan </b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Sampel merupakan variable penting dalam pengujian produk.Apabila produk baru atau produk yang memiliki pangsa pasar rendah maka sampel harus mencerminkan susunan merk dari pasar tersebut. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: verdana;">f. Variabel Kritis </b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Kegunaan dan kualitas produk harus dipahami dari sudut pandang konsumen dan bukan dari produsen. Misalkan aspek produk apa yang benar-benar penting bagi konsumen? dan apa variable kritis yang menentukan kepuasan konsumen terhadap produk? Variabel kritis ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk agar dapat merancang system pengujian produk yang akurat. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: verdana;">g. Tindakan Konservatif </b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Rumusan produk mapan sebaiknya tidak diubah tanpa melakukan pengujian dan evaluasi terhadap formulasi baru. Bila produsen telah yakin memiliki produk yang lebih baik,usahakan untuk memasarkan ke wilayah pemasaran yang terbatas selama periode tertentu. Hal ini bertujuan untuk melihat siklus pembelian produk berulang. Selanjutnya,distribusikan produk ke semua pangsa pasar. Semakin kecil pangsa pasar, akan semakin besar pula resiko yang bisa diambil dengan formulasi baru tersebut. Semakin besar pangsa pasar semakin bisa mempertahankan keadaan dalam memperkenalkan formulasi baru.</blockquote></span></div>

PENGUJIAN PRODUK

1. Hakikat Pengujian Produk  Pengujian produk merupakan kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran, sebelum sebuah produk di...

Baca selengkapnya »

Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan

<div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>1. Sistem perakitan </b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :</font></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><font face="verdana"><b>Perakitan Manual</b> yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus. </font></li><li><font face="verdana"><b>Perakitan otomatis</b> yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus. </font></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-1NS9H8wpG-8/XyHN3LJbVbI/AAAAAAAACOo/6BDQDFcSK8ELUohieWj95jX3rGnsMDmQgCLcBGAsYHQ/s299/9.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="168" data-original-width="299" src="https://1.bp.blogspot.com/-1NS9H8wpG-8/XyHN3LJbVbI/AAAAAAAACOo/6BDQDFcSK8ELUohieWj95jX3rGnsMDmQgCLcBGAsYHQ/s0/9.png" /></a></div>Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu; </span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: verdana;"><b>Produk tunggal Jenis perakitan tunggal</b> yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja. </span></li><li><span style="font-family: verdana;"><b>Produk seri Jenis perakitan produk seri</b> adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>2. Terminology Keseimbangan Lintasan </b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Istilah - istilah dalam keeimbangan lintasan : </font></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><font face="verdana">Elemen kerja : yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses perakitan</font></li><li><font face="verdana">Elemen kerja minimum : yaitu bagian terkecil dari suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat terbagi lagi.</font></li><li><font face="verdana">Total Waktu Pengerjaan : yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen sepanjang lintasan </font></li><li><font face="verdana">Waktu proses stasiun kerja : yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen kerja yang berada distasiun kerja kerja tersebut</font></li><li><font face="verdana">Waktu siklus: yaitu jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada lintasan </font></li><li><font face="verdana">Diagram pendahuluan : yaitu suatu grafik yang mengambarkan urutan elemen kerja yang diberi symbol node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen</font></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>3. Metode Keseimbangan lintasan </b></span></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>a. Metode Bobot Posisi </b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode ini dikembangkan oleh W.B. Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan antara metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi (ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: verdana;">b. Metode pendekatan wilayah </b></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Metode pendekata wilayah dikembangkan oleh Bedworth . Metode ini merupakan pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi), Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: verdana;">c. Metode Largest Candidate Rule </b></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Metode Largest Candidate Rule adalah metode yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: verdana;">d. Metode keseimbangan lintasan Terkomputerisasi </b></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan, yaitu sebagai berikut:</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">COMSOAL (Computer Methode of sequencing Operation For Asembbly Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya CALB (Computer Assembly Line Balancing), </font><span style="font-family: verdana;">CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal maupun campuran ALPACA (Assembly Line Planning and Control), merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967</span></div>

Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan

1. Sistem perakitan  Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan...

Baca selengkapnya »

Produk Perakitan

<div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>A. Pengertian & Prinsip Perakitan </b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Produk Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan (frais, bubut, bor, dan gerinda) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>B. Metode perakitan</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Qpd-gl5ZSp8/XyHKUm6GtDI/AAAAAAAACOI/BKRPgSt058478iClGgdvPYMLy-3LvHy1gCLcBGAsYHQ/s753/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="753" src="https://1.bp.blogspot.com/-Qpd-gl5ZSp8/XyHKUm6GtDI/AAAAAAAACOI/BKRPgSt058478iClGgdvPYMLy-3LvHy1gCLcBGAsYHQ/s320/Untitled.png" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>1. Metode perakitan ditinjau dari proses penyambungan komponen</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>a. Metode Cascade</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Metode Cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah yang berurutan. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Pada prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara komponen dari bahan pelat-pelat tipis. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Metode Cascade ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan riveting atau keling. Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil pengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara bertahap sampai batang paku putus.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>b. Metode Keseimbangan</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponenkomponen dengan menggunakan spot welding. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Penggunaan perakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang dimaksukan dalam proses ini adalah posisi sambungan dibeberapa titik harus dilakukan secara seimbang.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><b>c. Metode Bongkar Pasang (Knock down) </b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Metode bongkar pasang atau istilah yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak digunakan untuk perakitan. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Metode bongkar pasang ini bertujuan diantaranya :</font></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><font face="verdana">Memudahkan dalam mobilitas atau transfortasi.</font></li><li><font face="verdana">Memudahkan untuk proses perawatan atau penggantian komponen bagian dalam</font></li><li><font face="verdana">Memudahkan dalam operasional pekerjaan.</font></li><li><font face="verdana">Konstruksi menjadi lebih sederhana </font></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Penggunaan lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan mur ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobanglobang ini biasanya dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang tetap.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>2. Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen yang dirakit</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (interchangeable), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>b. Perakitan dengan pemilihan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><b>c. Perakitan secara individual</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. Karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.</blockquote></span></div>

Produk Perakitan

A. Pengertian & Prinsip Perakitan  Produk Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu ...

Baca selengkapnya »

Proses Produksi Massal

<div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-jTuHz4uq1Xc/XxdDtLe2brI/AAAAAAAABbc/PCyn80H2RSoob-CLZgkWbZOAUX8k61IiACLcBGAsYHQ/s361/4.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="204" data-original-width="361" height="145" src="https://1.bp.blogspot.com/-jTuHz4uq1Xc/XxdDtLe2brI/AAAAAAAABbc/PCyn80H2RSoob-CLZgkWbZOAUX8k61IiACLcBGAsYHQ/w256-h145/4.png" width="256" /></a></div>Materi ke 4: Proses Produksi Massal</font></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1.   Pengertian Proses Produksi</div><div style="text-align: justify;">Proses produksi adalah suatu cara atau metode untuk menambah kegunaan suatu barang dan jasa menggunakan faktor produksi yang ada agar lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2.   Jenis-Jenis Proses Produksi</div><div style="text-align: justify;">a.   Berdasar wujud proses produksi:</div><div style="text-align: justify;">1)   Kimiawi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Proses produksi yang menitik beratkan pada adanya proses analisis atau sintesis serta senyawa kimia.Contoh Produksi pada peruhaan obat-obatan,tambang minyak</blockquote></div><div style="text-align: justify;">2)   Perubahan Bentuk</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Proses produksi yang pelaksanaan produksinya menitik beratkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran(output) sehingga di dapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut</blockquote></div><div style="text-align: justify;">3)   Assembling</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Proses produksi yang dalam pelaksanaanya lebih menguntungkan pada proses penggabungan dari komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari perusahaan lain</blockquote></div><div style="text-align: justify;">4)   Transportasi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Proses Produksi yang menciptakan jasa (pelayanan) pemindahan tempat,baik berupa barang atau manusia.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">5)   Penciptaan jasa administrasi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Suatu proses yang memberikan jasa administrasi kepada perusahaan- perusahaan lain atau lembaga yang membutuhkan.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">b.   Berdasar arus proses produksi:</div><div style="text-align: justify;">1)   Terus menerus</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi berikutnya tanpa penempukan disuatu titik dalam proses</blockquote></div><div style="text-align: justify;">2)   Terputus-putus</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Pada jenis produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus menerus dalam proses produksi</blockquote></div><div style="text-align: justify;">3)   Proses produksi campuran</div><div style="text-align: justify;">Tipe proses produksi ini merupakan penggabungan dari produksi terus-menerus dan terputus-putus</div><div style="text-align: justify;">c.   Berdasar Penyelesaian Proses Produksi:</div><div style="text-align: justify;">1)   Tipe A (dapat diperiksa dengan mudah)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Pada tipe proses produksi A,setiap tahap proses produksi dilakukan dalam perusahaan dapat diperiksa secara mudah.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">2)   Tipe B (dapat diperiksa dalam beberapa tahap)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Penyelesaian proses produksi daam perusahaan bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masinh tahap produksi</blockquote></div><div style="text-align: justify;">3)   Tipe C (terdapat penggabungan komponen produk)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perusahaan yang penyelesaian produksi dalam perusahaan bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap produksi</blockquote></div><div style="text-align: justify;">4)   Tipe D (proses menggunakan mesin otomatis)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Proses produksi dilaksanakan dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomotis mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapu dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">5)   Tipe E (perusahaan dagang dan jasa)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">d.   Proses Produksi Berdasar Bahan Mentah</div><div style="text-align: justify;">1)   Analytic</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Merupakan suatu bentuk proses produksi yang menciptakan beberapa baranng dari suatu jenis bahan mentah atau input</blockquote></div><div style="text-align: justify;">2)   Synthetic</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Yaitu proses menggabungan beberapa input atau bahan mentah menjadi satu barang lain.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3.   Tujuan Proses Produksi:</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Meningkatkan efisiensi</div><div style="text-align: justify;">b.   Meningkatkan Produktifitas </div><div style="text-align: justify;">c.   Meningkatkan Kualitas</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4.   Tahapan Proses Produksi:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Tahapan proses produksi akan berbeda beda untuk setiap pabrik, dicontohkan pada produk sepeda motor, tahapan proses produksinya meliputi:</blockquote></div><div style="text-align: justify;">a.   Penyediaan komponen</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Adalah seksi yang bertugas menerima mengklarifikasikan serta mendistribusikan komponen ke produksi</blockquote></div><div style="text-align: justify;">b.   Injeksi plastik</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Seksi yang bertugas memproduksi komponen plastik,dengan fasilitas mesin injeksi plasik yang menggunakan teknik cetakan</blockquote></div><div style="text-align: justify;">c.   Pengelasan</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Bertugas melakukan proses pembuatan rangka dengan cara mengelas komponen d.   Pengecatan Logam</div><div style="text-align: justify;">Seksi pengecatan logam mengerjakan proses pengecatan pada beberapa bagian komponen .</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">e.   Dipping proses</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Yaitu proses penutupan komponen dengan cat melalui teknik pencelupan</blockquote></div><div style="text-align: justify;">f.    Pengecatan plastik</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Proses  pengecatan  plastic  part  tidak  sama  dengan  proses  pengecatan  steel part,karena adabeberapa perbedaan,antara lain :</div><div style="text-align: justify;">1.   Tidak adanya proses pre treatment</div><div style="text-align: justify;">2.   Over head conveyor lebih pendek</div><div style="text-align: justify;">3.   Temperatur oven lebih rendah</div><div style="text-align: justify;">4.   Pengecatan secara manual dengan spray atau hand gun </div></blockquote>g. General sub assembling<br /><div style="text-align: justify;"><blockquote>Merupakan seksi yang mengerjakan proses penggabungan komponen,agar mempermudah serta mempercepat proses produksi di line assembling.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">h.   Assembling</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Merupakan tahapan terakhir dari proses pembuatan unit sepeda motor. i.    Final Inspection</div><div style="text-align: justify;">Kegiatan akhir dari seksi assembling yang bertugas melakukan pemeriksaan unit sepeda motor yang telah selesai dirakit dilakukan oleh bagian final inspection</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">j.    Shipping</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Adalah    bagian    yang    bertugas    mengirim    unit    sepeda    motor    keseluruh cabang/dealerdi seluruh Indonesia dan juga untuk kebutuhan ekspor.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe">Tugas Kelompok</font></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Kerjakan tugas ini bersama kelompok anda !</b></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Cobala untuk melakukan proses produksi massal produk kreatif sederhana yang masih terkait dengan bidang otomotif,misalnya membut tutup pentil ban variasi atau   baut   bodi   motor   variasi   dengan beraneka bidang otomotif,misalnya membuat tutup pentil ban variasi atau baut bodi motor variasi dengan beraneka warna. Sebelumya  lakukan  tahapan  perencanaan  produksi  secara  matang,dan buat alur produksinyakemudian lakukan proses produksi. Gunakan peralatan yang ada di bengkel laboratorium sekolah anda. Perhatikan prosedur keselamatan kerja pada  saat  melakukan  proses  produksi,dan  mintalah  bimbingan  guru anda!tunjukan dan presentasikan hasil produksi massal kelompok anda didepan kelas !</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>

Proses Produksi Massal

Materi ke 4: Proses Produksi Massal 1.   Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah suatu cara atau metode untuk menambah kegun...

Baca selengkapnya »

Indikator Keberhasilan tahapan Produksi Masal

<div style="text-align: justify;">Materi ke 3: <font color="#ff0000"><b>Metode Peramalan dalam Produksi Massal</b></font></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-bxY_HL9iZzQ/XxdC-RQjc4I/AAAAAAAABbU/iC42XRaic30bjYr4KgK7MMUSm7XzOprXwCLcBGAsYHQ/s300/3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="252" data-original-width="300" height="202" src="https://1.bp.blogspot.com/-bxY_HL9iZzQ/XxdC-RQjc4I/AAAAAAAABbU/iC42XRaic30bjYr4KgK7MMUSm7XzOprXwCLcBGAsYHQ/w240-h202/3.png" width="240" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Pengertian Peramalan</div><div style="text-align: justify;">Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang meliputi kualitas, kuantitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Klasifikasi Peramalan</div><div style="text-align: justify;">a. Peramalan jangka panjang (2-10 th)</div><div style="text-align: justify;">b. Peramalan jangka menengah (1-24 bl)</div><div style="text-align: justify;">c. Peramalan jangka pendek (1-5 mg)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3.   Tujuan Peramalan</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Menentukan kebutuhan pabrik</div><div style="text-align: justify;">b.   Menentukan perencanaan jangka menengah </div><div style="text-align: justify;">c.   Menentukan penjadwalan jangka pendek</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">4.   Karakteristik peramal yang baik </div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Akurasi</div><div style="text-align: justify;">b.   Biaya</div><div style="text-align: justify;">c.   Kemudahan</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">5.   Metode Peramalan Perencanaan Produksi </div><div style="text-align: justify;">a.   Peramalan Subyektif</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">1)   Metode Delphy</div><div style="text-align: justify;">2)   Metode Penelitian Pasar </div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">b.   Peramal Obyektif</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">1)   Metode Intrinsik</div><div style="text-align: justify;">2)   Metode Ekstrinsik</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">6.   Analisis Deret Waktu</div><div style="text-align: justify;">Analisa deret waktu merupakan satu metode yang sangat tepat untuk meramalkan pola permintaan pasar. Analisa ini dipengaruhi oleh 4 komponen yaitu:</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Kecenderungan / Trend (T)</div><div style="text-align: justify;">b.   Siklus / Cycle (C)</div><div style="text-align: justify;">c.   Pola Musiman / Season (S)</div><div style="text-align: justify;">d.   Variasi Acak / Random (R)</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">Indikator Keberhasilan tahapan Produksi Masal</font></b></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Indikator  ini  merupakan  bagian  kegiatan  meanajemen  produksi  yang  bertujuan  untuk menciptakan kegunaan bentuk (form utility)</blockquote></div><div style="text-align: justify;">1.   Keberhasilan Manajemen Produksi, meliputi:</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Produktifitas </div><div style="text-align: justify;">b.   Kapasitas</div><div style="text-align: justify;">c.   Kecepatan Pengiriman </div><div style="text-align: justify;">d.   Kualitas Produk</div><div style="text-align: justify;">e.   Kecepatan Proses</div><div style="text-align: justify;">f.    Fleksibilitas</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">2.   Ukuran Kinerja Sistem Produksi, meliputi:</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Ongkos produksi </div><div style="text-align: justify;">b.   Kualitas produk</div><div style="text-align: justify;">c.   Tingkat pelayanan</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">3.   Ukuran Kinerja Produktivitas Mesin</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Kinerja produktivitas mesin umumnya diukur menggunakan OEE (Overall Equipment Effectiveness), sistem ini menggunakan 3 indikator yaitu: availabelity, performance dan quality.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Tahap pengukuran menggunakan OEE yaitu:</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Memulai dari pengukuran manual </div><div style="text-align: justify;">b.   Fokus pada kerugian</div><div style="text-align: justify;">c.   Menetapkan target tambahan </div><div style="text-align: justify;">d.   Memantau segala kebdala</div><div style="text-align: justify;">e.   Hati-hati dalam membuat perbandingan</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>

Indikator Keberhasilan tahapan Produksi Masal

Materi ke 3: Metode Peramalan dalam Produksi Massal 1. Pengertian Peramalan Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebut...

Baca selengkapnya »

Perencanaan Produksi Massal

<div style="text-align: justify;"><b>Materi Ke 2: Perencanaan Produksi Massal</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1.   Pengertian Perencanaan Produksi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-7DPdd2eRt-Y/XxdCe3sWxBI/AAAAAAAABbI/fvOXfHOnH78RoE3x4hDIIR6qbNzq6L9swCLcBGAsYHQ/s696/2.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="462" data-original-width="696" height="133" src="https://1.bp.blogspot.com/-7DPdd2eRt-Y/XxdCe3sWxBI/AAAAAAAABbI/fvOXfHOnH78RoE3x4hDIIR6qbNzq6L9swCLcBGAsYHQ/w200-h133/2.png" width="200" /></a></div>Perencanaan produksi dapat diartikan sebagai proses untuk memproduksi barang pada suatu periode sesuai yang telah dijadwalkan melalui pengelolaan sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan. Perencanaan produksi berguna untuk mengarahkan seluruh aktivitas rutin tenaga kerja.</blockquote><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div> </div><div>2.   Ruang Lingkup Perencanaan Produksi</div></div><div style="text-align: justify;">Menurut Sukaria Simulingga (2013), perencanaan produksi meliputi kegiatan-kegiatan berikut:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Mempersiapkan rencana produksi</li><li>Membuat jadwal penyelesain produk</li><li>Merencanakan produksi dan pengadaan bahan dari luar</li><li>Menjadwalkan proses operasi tiap unit</li><li>Menyampaikan jadwal pada pemesan</li></ul></div><div style="text-align: justify;">3.   Tujuan dan Fungsi perencanaan Produksi</div><div style="text-align: justify;">Tujuan:</div><div style="text-align: justify;">a.   Meminimalkan biaya serta memaksimalkan keuntungan</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Salah satu tujuan perencanaan produk massal.yaitu meminimalkan biaya produksi dan memaksimalkan  keuntungan.Dengan  membuat  perencanaan  produk,maka akan dioptimalkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses produksi,seperti penyediaan bahan baku,tenaga kerja dan yang lainnya</blockquote></div><div style="text-align: justify;">b.   Memaksimalkan kepuasan pelanggan</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Tingkat kepuasaan pelanggan terhadap produk merupakan tujuan dari perencanaan semakin besar tingkat kepuasaan pelanggan terhadap produk,maka semakin mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan ,sebaliknya semakin pelanggan tidak  puas  terhadap  produk,maka  akan  semakin  sulit  bagi  perusahaan mendapatkan keuntungan dari produk tersebut.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">c.   Meminimalkan perubahan nilai produksi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan  produksi  yang  tepat  akan  menimbulkan  resiko  kehilangan  nilai produksi suatu produk,contohnya,perusahaan bahan baku di gudang harus di produksi sesuai dengan jadwal  waktu yang telah ditentukan.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">d.   Meminimalkan perubahan tenaga kerja</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Perencanakan produksi yang baik juga akan menentukan berapa banyak tenaga kerja yang harus digunakan untuk menghasilkan suatu produk.</div><div style="text-align: justify;">Dengan  perencanaan  yang  berkaitan  dengan  tenaga  kerja  tersebut,maka  biaya tenaga kerjapun bisa diminamalkan.</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">e.   Memaksimalkan perlengkapan dan inventaris pabrik</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Dengan  perencanaan  produk  yang  baik  berarti  penggunaan  perlengkapan  yang terdapat dalam pabrikpun di maksimalkan</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Fungsi dari perencanaan produksi adalah :</div><div style="text-align: justify;">a.   Menjamin rencana produksi dan pemasaran produk</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan   yang   tepat   mampu   memudahkan   perusahaan  untuk  menjamin rencana penjualan produk kepada konsumen sesuai dengan rencana yang tepat.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">b.   Mengukur kapasitas produksi yang konsisten terhadap rencana produksi </div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan  produksi  sangat  tepat  digunakan  untuk  mengukur  seberapa  besar perusahaan mampu untuk memperproduksi barang serupa dari waktu ke waktu.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">c.   Alat untuk memonitor hasil produksi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Fungsi    lainnya    dari    pembuatan    perencanaan    produksi,yaitu    memudahkan perusahaan dalam memonitor hasil produksinya secara akurat</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4.   Unsur Perencanaan Produksi:</div><div style="text-align: justify;">a.   Tujuan Produksi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Tujuan   produksi   harus   dibuat   sejelas   mungkin   dan   mampu   dipahami   oleh menejemen perusahaan.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">b.   Pengukuran dan standar produksi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Artinya perencanaan produksi tidak hanya dilakukan atas tujuan saja,tetapi juga jharus mengukur kemampuan konsumen dalam menyerap produk tersebut.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">c.   Perencanaan merupakan fakta obyektif</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan  produksi  harus  apa  adanya  dan  memiliki  pemikiran  yang  cukup rasional bukan hanya sebagai angan-angan saja.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">d.   Perencanaan harus bisa diukur</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Artinya sekalipun hanya mengira-ira namun perkiraan tersebut adalah benar dan tentunya tidak menimbulkan kerugian pada perusahaan.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">e.   Tahap awal pelaksanaan produksi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan  harus menjadi langkah  awal bagi perusahaan dalam menghasilkan barang yang dibutuhkan oleh konsumen.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">5.   Jenis-Jenis Perencanaan Produksi</div><div style="text-align: justify;">a.   Perencanaan Jangka Panjang ( Long Range Planning)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan   jangjka   panjang   merupakan   perencanaan   produksi   lebih   dari satutahun bahkan hingga lima tahun mendatang.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">b.   Perencanaan Jangka Menengah ( Medium Range Planning)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan   jangka   menengah   merupakan   perencanaan   yang   dibuat   untuk kegiatan produksi selama 2 sampai 3 tahun mendatang.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">c.   Perencanaan Jangka Pendek ( Short Range Planning)</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Perencanaan jangka pendek merupakan penentuan kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam jangka seru tahun mendatang atau bahkan kurang dari satu tahun.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">6.   Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perencanaan Produksi</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Faktor internal, meliputi kapasitas mesin; produktivitas tenaga kerja; kemampuan pengadaan.</li><li>Faktor eksternal, meliputi kebijakan pemerintah; inflasi; bencana alam</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">7.   Langkah-Langkah Perencanaan Produksi</div><div style="text-align: justify;">a.   Penelitian dan Pengembangan Produk, meliputi:</div><div style="text-align: justify;">1)   Penelitian proses produksi</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Merupakan penelitian yang dilakukan perusahaan yang bertujuan untuk perbaikan terhadap proses produksu yang sedang berjalan</blockquote></div><div style="text-align: justify;">2)   Penelitian produk</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Merupakan penelitian yang dilakukan perusahaan untuk mengetahui selera konsumen,sehingga  penelitian  ini  bertujuan  untuk  perbaikan  produk  yang sudah ada dan disesuaikan dengan selera konsumen</blockquote></div><div style="text-align: justify;">b.   Mencari Gagasan dan Seleksi Produk, meliputi:</div><div style="text-align: justify;">1)   Mencari gagasan</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagasan dalam rangka pengembangan produk.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">2)   Menyeleksi produk</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">3)   Desain produk pendahuluan</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Desain produk pendahuluan perli dibuat sebelum mentukan desain produk yang sebenernya.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">4)   Pengujian</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Merupakan kegiatan untuk menguji apakah produk layak dikembangkan atau tidak,baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen merupakan secara dari produk tersebut.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">5)   Desain akhir</div><div style="text-align: justify;">Desain akhir dibuat bila hasil pengujian produk layak dikembangkan . c.   Menetapkan Skala Produksi, meliputi:</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">1)   Penetapan waktu</div><div style="text-align: justify;">2)   Penetapan kualitas</div><div style="text-align: justify;">3)   Menghitung Biaya</div><div style="text-align: justify;">4)   Penetapan tenaga kerja</div><div style="text-align: justify;">5)   Penetapan peralatan</div><div style="text-align: justify;">6)   Penetapan bahan baku</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Tahapan skala produksi meliputi: Routing, Scheduling, Dispatching, Follow-up</div>

Perencanaan Produksi Massal

Materi Ke 2: Perencanaan Produksi Massal 1.   Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi dapat diartikan sebagai proses untuk memp...

Baca selengkapnya »

Produksi Massal

<div style="text-align: center;"><b>BAB 1</b></div><div style="text-align: center;"><b>Produksi Massal</b></div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Tujuan Pembelajaran</div><div style="text-align: justify;">Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:</div><div></div><blockquote><div style="text-align: justify;">1.   Memahami konsep produksi masal</div><div style="text-align: justify;">2.   Memahami perencanaan dan peramalan produksi massal</div><div style="text-align: justify;">3.   Menjelaskan pengukuran keberhasilan produksi massal</div><div style="text-align: justify;">4.   Mengetahui tahapan pada produksi massal</div></blockquote><div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">A.  Hakikat dan Konsep Produksi Massal</div><div style="text-align: justify;">1.   Pengertian Produksi Massal</div><div style="text-align: justify;">Produksi adalah kegiatan menambah nilai guna suatu suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Sedangkan massal berarti mengikut sertakan atau melibatkan banyak orang. Sehingga produksi massal adalah kegiatan memproduksi barang tertentu yang sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah besar melalui serangkaian operasi yang sama dengan produk sebelumnya.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-itoY4IibWgc/Xxc6FGwgb1I/AAAAAAAABac/Zt1e2byhc0Y_PzBb9xE9pI_mUuk8EuCuACLcBGAsYHQ/s410/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="269" data-original-width="410" src="https://1.bp.blogspot.com/-itoY4IibWgc/Xxc6FGwgb1I/AAAAAAAABac/Zt1e2byhc0Y_PzBb9xE9pI_mUuk8EuCuACLcBGAsYHQ/s320/1.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: justify;">Gambar 1 Contoh produksi mobil secara massal</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2.   Ciri-ciri Produksi Massal</div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Ciri-ciri produksi massal antara lain sebagai berikut:</span></div><blockquote><div style="text-align: justify;">a.   Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar b.   Biaya perunit rendah</div><div style="text-align: justify;">c.   Bertujuan menguasai pasar d.   Dijual di pasar bebas</div><div style="text-align: justify;">e.   Hampir tidak ada variasi produk</div><div style="text-align: justify;">f.    Harus ada stok untuk memenuhi kebutuhan saat massa tunggu</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Bila  terjadi  kelebihan  produk  (over  production)  perusahaan  akan  memaksa  pasar dengan melakukan promosi, discount, hadiah dll, agar produk cepat terserap.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3.   Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Kelebihan:</div><div style="text-align: justify;">a.   Hemat biaya</div><div style="text-align: justify;">b.   Efisiensi waktu</div><div style="text-align: justify;">c.   Tingkat keakuratan tinggi </div><div style="text-align: justify;">d.   Tingkat produksi cepat </div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Sedangkan kekurangannya adalah: </div><div style="text-align: justify;">a.   Kegiatan produksi sangat kaku</div><div style="text-align: justify;">b.   Kurang beragamnya variasi produk </div><div style="text-align: justify;">c.   Biaya mesin mahal</div><div style="text-align: justify;">d.   Tidak ada jaminan produk akan laris dipasaran</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">Tugas Individu</font></b></div><div style="text-align: justify;">Sebuah perusahaan melakukan produk masal dengan alasan menghemat pengeluaran,dan juga efesiensi waktu. Dengan adanya produksi massal pekerjaan yang  tadinya  dilakukan  tenaga  kerja, kini  dilakukan  oleh  mesin. </div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Menurutmu apakah hal tersebut akan mengganggu penyerapan tenaga kerja ?</li><li>Tulislah  pendapatmu  mengenai  kelebihan  dan  kekurangan  produksi  massal</li></ol></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keterangan: tulislan pendapatmu dalam kertas folio</b></div><div><br /></div>

Produksi Massal

BAB 1 Produksi Massal Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: 1.   Memahami konsep produksi masal 2.   Memah...

Baca selengkapnya »