BEARING
Gesekan timbul ketika dua permukaan saling bersentuhan dan apabila dibiarkan maka akan terjadi keausan. Semakin tinggi gesekan maka akan semakin tinggi tingkat keausan. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan terjadi kerusakan yang serius pada part dalam waktu tertentu. Untuk itu, diciptakan part yang bernama bearing yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada mesin atau komponen-komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu dengan yang lainnya.
Gambar 1. Bearing |
Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan
terhambat, maka akan menimbulkan panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction).
Gesekan yang terus-menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin
meningkat dan menyebabkan keausan pada komponen tersebut. Gesekan yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada komponen dan alat tidak bisa
bekerja.
Bearing digunakan untuk menahan/menyangga komponen-komponen yang bergerak. Bearing biasanya dipakai untuk menyangga perputaran pada shaft, di mana terjadi sangat banyak gesekan.
Gambar 2. Bearing pada transmisi |
Fungsi bearing adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan gesekan, panas dan keausan.
2. Menahan beban shaft dan mesin.
3. Menahan radial load dan thrust load.
4. Menjaga toleransi kekencangan.
5. Mempermudah pergantian dan mengurangi biaya operasional.
Gambar 3. Tipe beban yang diaplikasikan pada Bearing |
Bearing memikul tiga tipe beban, yaitu :
1. Beban Radial
Beban radial merupakan beban dengan arah tegak lurus terhadap titik sumbu
shaft sehingga bearing akan menerima beban sepanjang radius ball atau roller.
2. Beban Thrust
Beban thrust merupakan beban yang sejajar dengan titik sumbu shaft sehingga
bearing akan memikul beban dari sisi samping shaft.
3. Beban Kombinasi
Terdapat juga bearing yang didesain untuk dapat memikul kombinasi beban radial dan thrust.
Pada solid bearing, shaft berputar pada permukaan bearing. Antara shaft dan bearing dipisahkan oleh lapisan tipis oli pelumas. Ketika berputar pada kecepatan operasional shaft ditahan oleh lapisan tipis oli bukan oleh bearing.
Gambar 4. Solid bearing |
Gambar 5. Sleeve bearing |
Gambar 6. Sleeve bearing dan camshaft |
Camshaft ditahan pada posisinya oleh sleeve bearing pada engine block.
Shaft yang ditahan oleh bearing disebut journal, dan penahanan ke bagian
luarnya oleh sleeve. Bila journal dan sleeve terbuat dari logam (steel), dengan
pelumasan yang bagus memungkinkan sangat sedikit kontak yang rerjadi antara dua
permukaan. Sleeve dari bearing kebanyakan dilapisi dengan bronze atau babbitt
metal.
Bronze sleeve bearing umumnya digunakan pada pompa dan motor elektrik.
Solid bearing dilapisi dengan metal yang lebih lunak dari shaft sehingga
apabila terjadi perputaran antara keduanya, maka yang mengalami keausan adalah
bearing, dan bukan shaft. Sleeve bearing umumnya menggunakan pelumasan
bertekanan yang melewati lubang pada journal.
Tipe lain dari solid bearing adalah split-half bearing. Split-half bearing lebih banyak dipakai pada automotive engine, yaitu pada crankshaft dan connecting rod. Crankshaft rod bearing caps menggunakan split-half bearing yang menempel pada rod piston.
Gambar 7. Split-half bearing |
Bearing ini dapat diganti bila sudah aus. Split-half bearing umumnya diberi
tambahan lubang oli, sering berupa alur yang berfungsi untuk mengalirnya oli
yang akan melumasi seluruh permukaan bearing. Split-half bearing juga mempunyai
locking tabs (bagian yang menonjol) yang akan ditempatkan pada notches (coakan)
pada bearing caps. Tabs ini berfungsi untuk mencegah bearing bergerak
horizontal pada shaft. Split-half bearing biasanya terbuat dari dua tipe metal,
permukaan bearing menggunakan aluminium yang Iebih lunak dari logam dan
menghantarkan panas yang baik.
Manfaat dari solid bearing, yaitu:
1. Biaya penggantian lebih murah dan
2. Menahan berat radial load.
B. ANTI FRICTION BEARING
Anti friction bearing digunakan pada benda-benda yang berputar, untuk mengurangi gesekan dan memperkecil gesekan awal pada permukaan bearing yang rata/datar. Anti friction bearing, yaitu: ball bearing dan roller bearing.
Gambar 8. Jenis anti friction bearing yang umum |
Ball Bearing
Ball bearing merupakan tipe anti-friction bearing yang paling umum dan terdiri dari outer race yang memiliki groove dipermukaan dalamnya yang memungkinkan ball untuk menggelinding. Cage menahan ball pada tempatnya dan memisahkannya satu sama lain. Bearing ini tidak dapat dibongkar. Hanya sanggup memikul beban radial dan sedikit beban thrust. Bearing jenis ini disebut juga ballrace.
Gambar 9. Jenis-jenis ball bearing |
Daftar berikut ini
menerangkan jenis ball bearing:
1. Single row ball bearing
Gambar 10. Single row ball bearing |
Single row ball
bearing dilengkapi dengan groove pada outer race. Sebuah circlip dipergunakan
sebagai penahan sehingga memungkinkan bearing dipasang pada kedalaman tertentu
pada housing.
2. Double row ball bearing
Gambar 11. Double row ball bearing |
Pada dasarnya
bearing ini merupakan dua buah single row bearing yang digabung bersama-sama
dan didesain untuk dapat menerima beban radial yang lebih berat dan sedikit
beban thrust.
3. Thrust bearing
Gambar 12. Thrust bearing |
Thrust bearing
didesain untuk menerima beban thrust yang berat dan tidak sanggup menerima
beban radial.
4. Cup and cone bearing
Gambar 13. Cup and cone bearing |
Bearing tipe ini
memiliki outer cup dan inner cone yang dipasang bersama-sama dengan cage ball
roller. Dalam pembuatannya, bearing ini dibuat berpasangan dan harus diatur
ketika dipasang untuk mendapatkan pembebanan awal. Ketika dipasang dengan
benar, bearing ini dapat menerima beban radial dan beban thrust.
Roller Bearing
Gambar 14. Jenis-jenis roller bearing |
Jenis-jenis roller
bearing terdiri dari:
1. Plain roller bearing
Gambar 15. Plain roller bearing |
Plain roller
bearing memiliki roller yang dipasang parallel didalam groove inner dan outer
race. Permukaan luncurnya disebut raceway. Sebuah cage dipergunakan untuk
menahan roller tetap berada ditempatnya.
Bearing ini didesain untuk memikul beban yang berat sehingga dapat dipergunakan pada lokasi yang
sama dengan ball bearing. Tergantung pada
desainnya, plain roller bearing dapat menerima beban thrust yang tidak
terus menerus dan tipe bearing ini tidak
dapat di diassembly.
2. Roller assembly
Gambar 16. Roller assembly |
Ini terdiri dari
sejumlah straight roller yang ditahan dalam sebuah cage. Roller assembly tidak memiliki
race di dalam dan luar, namun dipasang diantara shaft yang dikeraskan dan
lubang gear atau pada pemasangan lainnya. Roller assembly hanya dapat menerima
beban radial.
3. Caged needle roller
Gambar 17. Caged needle roller |
Dinamakan needle
roller karena menggunakan roller bearing kecil yang lurus. Dapat dipasang dengan
bebas tanpa cage seperti pada universal joint atau dapat ditahan pada sebuah cage.
4. Needle thrust bearing
Gambar 18. Needle thrust bearing |
Bearing ini
memiliki sebuah retainer berbentuk washer, dilengkapi dengan needle roller yang
terpasang secara radial. Bearing tipe ini biasanya digunakan diantara dua
permukaan yang sudah dikeraskan untuk menyerap beban thrust yang terjadi pada
permukaannya.
5. Loose needle roller
Gambar 19. Loose needle roller |
Needle roller dapat
digunakan tanpa retainer, dimana sejumlah roller telah dipasang dalam bore pada
sebuah gear membentuk bearing. Roller bekerja langsung pada shaft yang
dikeraskan. Thrust washer dipasang di setiap ujung gear untuk menahan needle
pada tempatnya.
6. Tapered roller bearing
Gambar 20. Tapered roller bearing |
Bearing ini
memiliki sebuah part bagian dalam yang terdiri dari cone, tapered roller dan retainer.
Part bagian dalam ini terpasang dengan cocok pada part luar yang disebut cup. Bearing
umumnya disebut dengan nama cup and cone bearing. Kedua part ini tergabung bersama
ketika terpasang dan harus diatur untuk mengurangi kelonggaran (free play).
Pada beberapa keadaan, bearing ini dapat dipasang terpisah tetapi normalnya bearing
ini didesain untuk dipergunakan secara berpasangan. Bearing ini sanggup memikul
beban radial dan thrust.
CARA PELUMASAN BEARING
Pelumasan pada
bantalan menggunakan metode yang berbeda-beda pula sesuai dengan beban dan
posisi bearing.
- Pelumasan gemuk:
Sistem ini menggunakan gemuk/vet untuk melumasi bering. Sangat cocok digunakan pada bantalan gelinding.
- Pelumasan tangan:
Digunakan pada beban yang ringan,
kecepatan putar yang redah dan atau kerja bearing yang kontinyu
- Pelumasan tetes:
Digunakan pada bearing yang bekerja
dengan beban ringan sampai sedang (menengah)
- Pelumasan sumbu:
Sistem ini pelumasannya menggunakan
prinsip seperti kompor minya tanah, sewaktu minyak masih ada maka sistem
pelumasannya masih tetap berlangsung
- Pelumasan percik:
Sistem ini menggunakan percikan oli untuk melumasi bagian bearing. Percikan
didapatkan dari komponen lain disekitar beraing tersebut.
- Pelumasan pompa:
Pelumasan ini digunakan pada bearing
dengan memanfaatkon pompa oli untuk menekan oli ke sekitar bearing. Pelumasan
sistem ini digunakan pada bearing yang bekerja dengan beban berat dan kecepatan
putar yang tinggi.
- Pelumasan celup:
Pelumasan sistem ini menggunakan bak oli untuk melumasi bearing. Sangat cocok
digunakan untuk bantalan pada poros tegak.
Posting Komentar
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…