GuidePedia

2
Aktuator Engine Management System (EMS) adalah suatu perangkat yang dikontrol secara elektronik menggunakan ECU yang memiliki tugas untuk melaksanakan kerja mesin sesuai dengan masukan atau data dari sensor-sensor kendaraan. Dengan kata lain aktuator EMS merupakan output dari sistem EFI. Tanpa adanya output tentunya sistem EFI tidak dapat bekerja. 

Jenis Aktuator Engine Management System (EMS)
Pada Engine Management System (EMS) terdiri dari berbagai jenis aktuator. Berbagai macam aktuator ini berfungsi untuk menjalankan berbagai kerja kendaraan. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan aktuator-aktuator Engine Management System (EMS) yang ada pada kendaraan.

1. Injector atau Injektor

Injektor merupakan salah satu aktuator yang berfungsi untuk menginjeksikan atau mengabutkan bahan bakar. Jumlah dan lamanya proses penginjeksian tergantung kontrol dari ECU sesuai dengan inputan dari sensor-sensor. Semakin lama kontrol ECU maka semakin lama juga injektor bekerja. Sebaliknya apabila semakin pendek kontrol ECU maka proses penginjeksian semakin pendek. Semua hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan mesin.
Berdasarkan masukan dari berbagai sensor seperti jumlah udara yang masuk dan putaran mesin, ECU mengkalkulasi durasi injeksi dasar ditambah dengan koreksi temperature, pendingin, umpan balik dari close loop control dengan sensor oksigen, maka ECU dapat menentukan lamanya pembukaan injector (sebagai durasi injeksi), menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) yang dikirim dari ECU. Semakin lama waktu injeksi bahan bakar (pulse width semakin lama) maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector juga akan semakin banyak.

Sinyal dari ECU mesin menyebabkan arus mengalir dalam kumparan solenoid, yang menyebabkan plunger ditarik, dan membuka katup untuk menginjeksikan bahan bakar. Karena ketika plunger tidak berubah, jumlah injeksi bahan bakar dikontrol pada saat arus di alirkan ke solenoid

Pada model penginjeksian Multi Point Injection (MPI), setiap silinder memiliki satu injector, yang terpasang pada satu fuel rail yang sama. Suplai bahan bakar ke setiap injector tersimpan pada fuel rail. Pembukaan injektor dilakukan secara electromagnetic, yaitu dengan mengalirkan listrik pada lilitan injektor, saat listrik mengalir ke lilitan maka lilitan menjadi magnet, dan magnet menarik katup jarum pada injektor, lubang injektor terbuka dan injektor menginjek sikan bahan bakar.

2.OCV (Oil Control Valve)


OCV bukan termasuk jenis sensor, melainkan aktuator. Oil control valve ini berfungsi untuk mengatur pembukaan katup tergantung pada tekanan oli.
Oil control valve dikontrol secara langsung oleh ECU untuk mengatur kinerja dari variable valve timing ignition atau yang dikenal VVTi.

3.Pompa Bahan Bakar

Pompa bahan bakar (Fuel Pump) berfungsi untuk meberikan tekanan yang sesuai agar bahan bakar dapat bersirkulasi pada system suplay bahan bakar. Pompa bahan bakar yang digunakan pada mesin yang mengaplikasikan engine management system adalah pompa elektrik yang mampu memberikan tekanan bahan bakar antara 3 sampai dengan 5 kg/cm2.

Pada generasi awal, pompa bahan bakar yang digunakan adalah jenis external fuel pump, dimana pompa terpasang di luar tangki. Dengan pertimbangan keamanan, pendinginan dan suara/noise, selanjutnya lebih banyak menggunakan jenis Inte rnal Fuel Pump. Pada jenis internal ini, pompa selalu terendam didalam tangki bahan bakar sehingga terjadi proses pendinginan dari bahan bakar dan meredam kebisingan suara yang dihasilkan pompa. Pompa bahan bakar digerakkan oleh motor listrik magnet permanen yang dikonstruksikan menjadi satu unit dengan rumah pompa

Bila rotor berputar, bensin yang ada dalam saluran masuk akan tertekan melalui keliling rumah pompa dan menimbulkan tekanan bensin dalam saluran tekan. Penempatan pompa bensin listrik berada dalam tangki bahan bakar merupakan alternatif pemasangan pompa yang terbaik, karena pompa akan terlindung dari kotoran yang menempel, juga bunyi pompa akan bisa diredam, serta pompa tidak memerlukan perawatan khusus.

Pompa bensin listrik harus dapat mensuplai bensin lebih banyak dari kebutuhan pemakaian bahan bakar maksimum, dengan demikian pompa akan mampu selalu menjaga tekanan kerja sistem bahan bakar dalam segala kondisi kerja motor. Rumah pompa terdiri dari sebuah ruang berbentuk silinder dan di dalam rumah tersebut terpasang sebuah piringan rotor yang berputar eksentris terhadap rumah pompa. Di sekeliling piringan rotor terdapat rongga sebagai dudukan roller baja (bantalan putar). Gaya sentrifugal yang timbul ketika rotor berputar akan mendorong roller menjauhi titik tengah, akibatnya roller akan berfungsi membangun tekanan bensin.

4.Idle Speed Control (ISC)

Idle Speed Control (ISC) merupakan pengontrol jalur udara tambahan yang digunakan untuk mensuplai udara ke dalam intake manifold pada saat Throtle valve menutup. 

Dengan demikian ISC berfungsi pada saat mesin bekerja pada putaran idle, dan pada saat terjadi penambahan beban mesin seperti pada saat mengaktifkan AC, memutar steer saat idle dan aktifasi beban-beban listrik yang besar seperti lampu kepala maupun Radiator fan . ISC bekerja untuk menjaga agar engine dapat bekerja dengan halus pada putaran idle yang ditetapkan meskipun ada tambahan beban engine, baik beban mekanis maupun beban elektrik.

5.Electronic Spark Advance (ESA)

Electronic spark advance merupakan salah satu jenis aktuator. ESA memiliki fungsi sebagai pengontrol waktu atau saat pengapian. Hal ini bertujuan agar proses pembakaran terjadi secara maksimal. Saat pengapian diatur berdasarkan sensor-sensor yang terdapat pada kendaraan kemudian diolah dan dijadikan output untuk mengontrol ESA.

Pada saat kunci kontak mengalirkan arus listrik ke + coil, dan – coil mendapatkan pemasaan dari system control (ECU), maka pada kumparan primer akan menghasilkan medan magnet pada inti besi coil. Pada saat yang sama, akan menghasilkan induksi medan magnet dan pada kumparan sekunder menghasilkan tegangan tinggi, yang besarnya sesuai dengan perbandingan lilitan kedua kumparan tersebut. Tegangan tinggi ini diteruskan ke busi melalui distributor sesuai dengan urutan pengapiannya

6.Exhaust Gas Recirculating (EGR)

Exhaust gas recirculating merupakan salah satu jenis aktuator. EGR berfungsi untuk mengembalikan gas buang ke dalam intake manifold agar dilakukan pembakaran lebih lanjut. Hal ini dikarenakan kandungan NOx yang banyak. Dengan begitu perlu dilakukan proses pembakaran untuk mengurai gas NOx ini sehingga emisi gas buang menjadi lebih sedikit

7.Kontrol Electric Fan

Kontrol electric fan merupakan salah satu jenis aktuator. Kontrol electric fan ini memiliki fungsi untuk menyalakan dan mematikan kipas pendingin sesuai dengan kebutuhan mesin. Kipas pendingin atau electric fan akan bekerja saat temperatur mesin sudah mencapai temperatur kerja, adanya kerusakan pada sistem pendingin (thermostat atau wts), saat sistem AC dinyalakan. Kontrol electric fan akan mendapatkan kontrol output dari ECU untuk menyalakan atau mematikan kipas pendingin.

8.Kontrol Cut AC

Kontrol cut AC merupakan salah satu jenis aktuator. Kontrol cut AC berfungsi untuk mematikan sistem AC apabila terjadi kondisi mesin overheating, atau kecepatan kendaraan yang tinggi. Hal ini berfungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin terutama pada sistem AC

9.VSV (Vacuum Switching Valve) Atau EVAP

VSV bukan termasuk sensor tetapi aktuator, fungsi katup VSV (EVAP) adalah untuk membuka saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal canister, uap bensin dari tanki tersebut akan ikut terbakar didalam mesin. Katup VSV biasanya bekerja setelah kondisi mesin sudah panas.

VSV dipasang diantara tangki dan intake manifold atau saluran masuk akan dihubungkan dengan sebuah selang yang dijembatani oleh katup VSV ini. Uap bahan bakar yang dikeluarkan dari tangki akan ikut dibakar di dalam ruang bakar mesin. Katup VSV ini bekerja saat mesin sudah mencapai suhu kerja normal

10.Malfunction Indikator Lamp (MIL)

Malfuction indikator lamp merupakan salah satu jenis aktuator. MIL berfun gsi sebagai indikator ketika adanya trouble atau kerusakan pada sistem EFI. Dengan begitu pengendara akan lebih cepat dilakukan respon agar tidak terjadi kerusakan yang lebih lanjut

11.Data Link Connector (DLC)

Data link connector merupakan salah satu jenis aktuator. DLC berfungsi sebagai socket untuk mendeteksi kerusakan atau kondisi pada sistem EFI. Socket ini biasanya dihubungkan pada scanner sehingga bisa dilakukan proses scanning mengenai keadaan sistem EFI.

Scan QR Code Materi di atas


Posting Komentar

Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…

 
Top