Fungsi Sistem Suspensi Kendaraan

<h2 style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Fungsi Sistem Suspensi</span></h2><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Sistem suspensi memiliki fungsi untuk kenyamanan, keselamatan, dan keamanan dalam berkendara. Fungsi sistem suspensi yang sangat penting maka harus ada pada kendaraan. Dengan adanya sistem suspensi, kendaraan mampu menyerap berbagai kejutan, getaran, atau oksilasi yang dihasilkan oleh permukaan jalan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Sistem suspensi diletakkan pada frame dan ban kendaraan. Oleh karena itu sistem suspensi juga harus mampu menopang berbagai beban kendaraan. Selain itu letak suspensi ini memungkinkan getaran dan kejutan terserap oleh sistem suspensi yang diakibatkan dari jalan yang tidak rata serta bergelombang. Getaran yang dihasilkan oleh jalan yang tidak rata ini tidak diteruskan ke bodi kendaraan. Dengan hal ini maka kendaraan mampu berjalan dengan stabil serta lebih nyaman.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Selain untuk kenyamanan, sistem suspensi juga berfungsi untuk menopang kendaraan. Oleh karena itu apabila kendaraan memiliki beban yang besar tentunya sistem suspensi yang dibutuhkan juga harus lebih kuat. Sebaliknya apabila kendaraan kecil maka sistem suspensi yang dibutuhkan tidak terlalu kuat. Jadi penggunaan sistem suspensi harus disesuaikan dengan kendaraan yang menggunakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Pada umumnya sistem suspensi memiliki tiga komponen utama yaitu pegas atau spring, shock absorber, dan arm. Ketiga komponen tersebut membentuk mekanisme sehingga sistem suspensi mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Spring atau pegas mempunya fungsi untuk meredam kejutan yang terjadi. Sementara itu shock absorber berfungsi untuk menyerap oksilasi yang dihasilkan oleh spring.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Fungsi Sistem Suspensi</span></h3><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Sebagian besar mengenai sistem suspensi sebenarnya sudah dibahas pada artikel diatas. Namun untuk memperjelas, berikut akan dibahas lebih mendalam mengenai fungsi sistem suspensi pada kendaaan.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-T06UIx0_qTc/YBzjg0aAlaI/AAAAAAAADZw/zHOk3m9OJD4kMC8345NhzEz9KP0Xa9G-gCLcBGAsYHQ/s670/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="368" data-original-width="670" src="https://1.bp.blogspot.com/-T06UIx0_qTc/YBzjg0aAlaI/AAAAAAAADZw/zHOk3m9OJD4kMC8345NhzEz9KP0Xa9G-gCLcBGAsYHQ/s320/1.png" width="320" /></a></div><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: helvetica;">1. Menjaga Kontak Antara Roda Dengan Permukaan Jalan</b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Fungsi sistem suspensi yaitu menjaga kontak antara roda dengan permukaan jalan. Sistem suspensi akan meningkatkan kemampuan daya cengkeram roda kendaraan dengan jalan. Hal ini dikarenakan sistem suspensi terdapat spring atau pegas yang akan menekan roda atau ban kendaraan agar selalu bersentuhan dengan permukaan jalan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Saat melewati jalan tidak rata maka roda akan tetap tertekan agar menyesuaikan dengan permukaan jalan. Saat terkena tonjolan maka sistem suspensi akan terkompresi namun tetap dalam kondisi menekan roda sehingga tetap menempel pada tonjolan yang ada pada permukaan jalan. Ketika kembali kejalan yang rata maka sistem suspensi akan tetap menekan roda sehingga menempel pada jalan. Hal ini akan mengurangi selip pada roda kendaraan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><b>2. Menopang Beban Kendaraan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Fungsi sistem suspensi yaitu menopang beban kendaraan dan memelihara letak geometris bodi dengan roda. Sistem suspensi terletak diantara roda dengan frame atau rangka kendaraan. Hal ini tentunya sistem suspensi harus memiliki kekuatan untuk menopang semua beban kendaraan. Semakin berat beban kendaraan tentunya suspensi harus semakin kuat. Sebaliknya apabila beban kendaraan ringan maka disesuaikan dengan beban kendaraan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Apabila beban kendaraan ringan namun diberi sistem suspensi yang kuat maka kejutan yang diterima oleh roda sebagian besar akan diteruskan ke bodi kendaraan sehingga terjadi goncangan. Namun apabila terlalu ringan maka oksilasi yang diterima sistem suspensi akan diteruskan ke bodi kendaraan. Hal ini akan menyebabkan kestabilan dalam berkendara terganggu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><b>3. Menghubungkan dan Memelihara Letak Geometris Roda Terhadap Bodi Kendaraan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Salah satu fungsi sistem suspensi adalah menghubungkan dan memelihara letak geometris roda terhadap bodi kendaraan. Sistem suspensi terletak diantara roda dan frame atau bodi kendaraan. Oleh karena itu, sistem suspensi juga berfungsi untuk menghubungkan roda dengan frame atau bodi kendaraan. Roda dihubungkan melalui serangkaian mekanisme sistem suspensi seperti arm, ball joint, shock absorber, dan lain sebagainya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Namun dalam mekanisme kerjanya sistem suspensi menekan roda kendaraan. Walaupun ditekan oleh mekanisme sistem suspensi, namun roda masih dapat berputar bebas. Hal ini berfungsi agar roda tidak kaku dan dapat menyesuaikan dengan permukaan jalan. Selain itu sistem suspensi tetap mempertahankan posisi geometris roda terhadap bodi kendaraan. Tentunya posisi geometris ini yang menguntungkan atau memberikan efek yang positif ketika berkendara.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Posisi geometris roda terhadap bodi kendaraan yaitu caster, chamber, toe in, toe out, dan lain sebagainya. Penyetelan posisi geometris ini tentunya sangat berhubungan dengan proses pengendalian kendaraan. Oleh karena itu sistem suspensi harus mampu mempertahankan posisi atau pengaturan posisi geometris roda sehingga kenyaman dan kesetabilan dalam berkendara dapat tercapai.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><b>4. Memindahkan Gaya Gerak dan Daya Pengereman Pada Bodi Kendaraan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Selain itu, sistem suspensi juga memiliki fungsi untuk memindahkan dan meneruskan gaya gerak dan daya pengereman pada bodi kendaraan ke masing-masing roda. Sistem suspensi akan meneruskan berbagai gaya yang dialami oleh bodi kendaraan ke masing-masing roda.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Sebagai contoh ketika terjadi proses perlambatan atau percepatan pada kendaraan. Pada saat terjadi proses pengereman maka gaya tekan oleh bodi kendaraan disalurkan ke permukaan jalan melalui masing-masing roda pada kendaraan. Hal ini akan menyebabkan gaya gesek dapat diteruskan dan diperkuat sehingga proses pengereman dapat terjadi secara maksimal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Selain itu pada proses percepatan juga terjadi hal yang sama. Pada saat kendaraan akan melaju dan akan timbul gaya dorong kedepan. Gaya dorong ini akan diteruskan dari bodi kendaraan ke permukaan jalan melalui roda. Dengan kata lain gaya dorong ini akan membuat kendaraan terayun kedepan sehingga dapat melaju dengan pesat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><b>5. Menyerap Getaran, Kejutan, dan Oksilasi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Fungsi yang paling utama pada sistem suspensi yaitu sistem suspensi menyerap berbagai kejutan, getaran, dan oksilasi yang terjadi pada roda akibat permukaan jalan yang tidak rata. Oleh karena itu sistem suspensi mampu meningkatkan kenyaman dan kesetabilan dalam berkendara. Kejutan, getaran, dan oksilasi yang diterima oleh roda tidak diteruskan ke bodi kendaraan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Oksilasi pada kendaraan terdapat beberapa jenis. Jenis oksilasi pada kendaraan yaitu pitching, rolling, yawing, dan bouncing. Pitching merupakan gerakan gerakan naik turun yang terjadi pada bagian depan dan belakang kendaraan terhadap titik pusat grafitasi kendaran. Rolling merupakan gerakan naik turun pada satu sisi bodi kendaraan. Bouncing merupakan gerakan naik turun bodi kendaraan secara keseluruhan. Sementara itu yawing merupakan gerakan memanjang kekanan dan kekiri terhadap titik pusat grafitasi kendaraan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Berbagai jenis oksilasi yang terjadi pada kendaraan diatas mampu dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan adanya sistem suspensi pada kendaraan. Tentunya, kendaraan membutuhkan sistem suspensi yang normal. Oleh karena itu perawatan pada sistem suspensi sangat diperlukan sehingga suspensi dapat berfungsi sebagaimana mestinya.</span></div>

Fungsi Sistem Suspensi Kendaraan

Fungsi Sistem Suspensi Sistem suspensi memiliki fungsi untuk kenyamanan, keselamatan, dan keamanan dalam berkendara. Fungsi sistem suspensi ...

Baca selengkapnya »

Pengertian, Fungsi, Komponen dan Cara Kerja Transmisi Otomatis

<h2 style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Pengertian Transmisi Otomatis</span></h2><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-j1xnTkqRT48/X48CpAlasdI/AAAAAAAADK0/wHVVfv99sawBmQeoGNJ88YQLlJSo_z1IwCLcBGAsYHQ/s480/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="401" data-original-width="480" src="https://1.bp.blogspot.com/-j1xnTkqRT48/X48CpAlasdI/AAAAAAAADK0/wHVVfv99sawBmQeoGNJ88YQLlJSo_z1IwCLcBGAsYHQ/s320/1.png" width="320" /></a></div><br />Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis transmisi dengan gigi-gigi yang bisa melakukan perpindahan sendiri atau otomatis berdasarkan pada beban mesin yang berasal dari besaranya tekanan gas pedal dan kecepatan kendaraan itu sendiri. Pengoperasiannya berbeda dengan transmisi manual yang memerlukan perpindahan gigi dengan memakai tuas pemindah gigi. Melalui transmisi otomatis, gigi-gigi bisa berpindah dengan sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalan dan jumlah muatan yang beragam.</div><h4 style="text-align: justify;">Jenis transmisi otomatis secara umum dibagi menjadi 2 yaitu :</h4><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Transmisi otomatis tipe hidrolis, adalah transmisi yang dalam pengaturan pempindahan gigi transmisinya menggunakan tekanan fluida atau zat cair dalam hal ini menggunakan oli transmisi otomatis (ATF : Automatic Transmision Fluid)</div></span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Transmisi otomatis tipe CVT (Continous Variable Transmision), adalah transmisi otomatis yang memanfaatkan gaya centrifugal putaran mesin dan diteruskan melalui belt transmisi atau streng ke penggerak roda.</div></span></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><b>Keuntungan penggunaan transmisi otomatis</b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Mengurangi kelelahan pengemudi akibat pengoperasian system kopling dan perpindahan tuas transmisi.</div></span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Menghilangkan kesalahan pengoperasian posisi gigi transmisi yang tidak sesuai dengan kecepatan dan beban mesin.</div></span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Menambah kenyamanan dalam berkendaraan.</div></span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Menghemat penggunaan bahan bakar.</div></span></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><b>Kekurangan penggunaan transmisi otomatis</b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Harga yang relative mahal.</div></span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Perawatan dan servis yang lebih rumit.</div></span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Pengoperasian stiap jenis mobil yang berbeda beda.</div></span></li></ol></div><h4 style="text-align: justify;">Komponen Transmisi Otomatis Type Hidrolis</h4><div style="text-align: justify;">Berikut ini adalah komponen transmisi otomatis:</div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: red;">• Torque conventer</span></b></div><div style="text-align: justify;">Torque coventer merupakan komponen transmisi otomatis yang dipasang pada bagian input shaft transmisi dan dikencangkan dengan baut ke flywheel crankshaft. Komponen ini biasanya diisi dengan minyak transmisi otomatis (ATF) yang berguna untuk memperbesar momen mesin dan akan dilanjutkan ke bagian transmisi. Selain untuk memperbesar momen yang dihasilkan mesin, komponen transmisi otomatis yang satu ini juga berfungsi sebagai kopling otomatis untuk memindah atau memutus momen mesin ke transmisi. Torque conventer juga bekerja untuk memperlembut mesin, meredam getaran, dan menggerakkan pompa oli.</div></span><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Rfht9CSCgv0/X48DSI0wBbI/AAAAAAAADK8/9D594muYW3oN7MsJ3Hp-Fe9jsFPUd_fEACLcBGAsYHQ/s291/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="289" data-original-width="291" height="199" src="https://1.bp.blogspot.com/-Rfht9CSCgv0/X48DSI0wBbI/AAAAAAAADK8/9D594muYW3oN7MsJ3Hp-Fe9jsFPUd_fEACLcBGAsYHQ/w200-h199/2.png" width="200" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: justify;">Gambar Torque converter</span></td></tr></tbody></table></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: red;">• Planetary gear unit</span></b></div><div style="text-align: justify;">Planetary gear unit merupakan komponen yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan momen mesin serta kecepatan kendaraan. Komponen transmisi otomatis yang satu ini pada dasarnya digunakan untuk menghasilkan tenaga dan menggerakkan kendaraan yang memiliki beban berat dengan tenaga yang ringan. Salah satu bagian penting yang ada pada planetary gear unit adalah brake yang fungsinya adalah bergerak untuk memperoleh perbandingan gigi yang dibutuhkan. Brake ini merupakan komponen transmisi otomatis yang dioperasikan dengan memakai tekanan hidraulik.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-W0SQLWn3F5g/X48ElsD3X7I/AAAAAAAADLI/kYdQq7wmEW0-7r7oLaQbEg6bxU0Zt8EeQCLcBGAsYHQ/s359/3.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="297" data-original-width="359" src="https://1.bp.blogspot.com/-W0SQLWn3F5g/X48ElsD3X7I/AAAAAAAADLI/kYdQq7wmEW0-7r7oLaQbEg6bxU0Zt8EeQCLcBGAsYHQ/s320/3.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar Planetari Gear<br /></td></tr></tbody></table></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: red;"><br /></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: red;">• Hydraulic control unit</span></b></div><div style="text-align: justify;">Hydraulic control unit merupakan komponen transmisi otomatis yang berfungsi untuk mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi otomatis memakai tekanan yang dihasilkan dari pompa oli. Komponen ini memiliki oil pan yang berguna sebagai reservoir fluida, pompa oli untuk meningkatkan tekanan hidraulik, serta berbagai macam katup dan pipa yang akan mengalirkan minyak transmisi ke bagian clutch, brake dan bagian-bagian lain pada komponen transmisi otomatis ini. Kebanyakan katup hydraulic control unit bisa ditemukan pada valve body assembly yang letaknya di bawah planetary gear.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-LoBA47DL3JE/X48FDNZ-1GI/AAAAAAAADLQ/AyBhh1LSNC8miB9hnMAEbw_yRJorj6pzQCLcBGAsYHQ/s261/4.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="206" data-original-width="261" src="https://1.bp.blogspot.com/-LoBA47DL3JE/X48FDNZ-1GI/AAAAAAAADLQ/AyBhh1LSNC8miB9hnMAEbw_yRJorj6pzQCLcBGAsYHQ/s0/4.png" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #2a2a2a; font-family: Arial, sans-serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: x-small;">Hydraulic control unit </span></span></td></tr></tbody></table></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: red;">• Manual linkage</span></b></div><div style="text-align: justify;">Meskipun transmisi otomatis melakukan perpindahan gigi secara otomatis, namun jenis transmisi ini tetap mempunyai dua buah linkage yang membuatnya masih mungkin dioperasikan secara manual oleh pengemudi yang terhubung dengan transmisi otomatis. Manual linkage merupakan komponen transmisi otomatis yang berupa selector lever dengan kabel, akselerator, dan kable throttle.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-3onZd08D1OE/X48FQmoCglI/AAAAAAAADLU/Rs2sM8MCNWMy0NH58osanVGvCfU56uDSgCLcBGAsYHQ/s488/5.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="326" data-original-width="488" src="https://1.bp.blogspot.com/-3onZd08D1OE/X48FQmoCglI/AAAAAAAADLU/Rs2sM8MCNWMy0NH58osanVGvCfU56uDSgCLcBGAsYHQ/s320/5.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: justify;">Gambar. Manual lingkage</span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: red;">• Automatic transmission fluida</span></b></div><div style="text-align: justify;">Komponen utama lain dari sistem transmisi otomatis adalah automatic transmission fluida atau oli khusus yang dicampur dengan berbagai bahan tambahan untuk dipakai melumasi transmisi ini. Komponen transmisi otomatis ini populer dengan sebutan automatic transmission fluid atau ATF untuk membedakannya dengan jenis minyak yang lain. Transmisi otomatis harus mengunakkan ATF yang telah ditentukan karena jika menggunakan yang lain, hal ini bisa berakibat pada menurunnya kemampuan transmisi itu sendiri. Pemeriksaan level minyak juga harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa transmisi bisa bekerja dengan benar. Pemeriksaan pada komponen transmisi otomatis ini biasanya dilakukan saat mesin melakukan perputaran idle dan transmisi memiliki suhu kerja normal serta tuas transmisi berada pada posisi P.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-a2ZPiFFH1bE/X48Fa0SdIjI/AAAAAAAADLY/tdKQqvDDOtk_Kmmf7MPBO8hbWviSk3btgCLcBGAsYHQ/s546/6.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="320" data-original-width="546" src="https://1.bp.blogspot.com/-a2ZPiFFH1bE/X48Fa0SdIjI/AAAAAAAADLY/tdKQqvDDOtk_Kmmf7MPBO8hbWviSk3btgCLcBGAsYHQ/s320/6.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Gambar. Oli transmisi</span></span></td></tr></tbody></table><br /></div><div style="text-align: justify;">Transmisi otomatis terbagi ke dalam beberapa jenis dan dibuat dengan cara yang berbeda-beda pula. Meski begitu, fungsi dasarnya tetap sama sehingga komponen transmisi otomatis pun sama. Masing-masing komponen yang ada pada transmisi ini harus bekerja dengan tepat dan dalam keadaan yang baik agar kinerja dari transmisi otomatis secara keseluruhan bisa berjalan dengan lancar.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-UD8Xj71Vxv8/X48F2ME-1MI/AAAAAAAADLk/z6uT5YHwSJohRDJ6n9-v7ORBI-B3Tc4yQCLcBGAsYHQ/s559/7.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="342" data-original-width="559" src="https://1.bp.blogspot.com/-UD8Xj71Vxv8/X48F2ME-1MI/AAAAAAAADLk/z6uT5YHwSJohRDJ6n9-v7ORBI-B3Tc4yQCLcBGAsYHQ/s320/7.png" width="320" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><h4 style="text-align: justify;"><b>Cara Kerja Transmisi Otomatis</b></h4><div style="text-align: justify;">Berikut ini merupakan cara kerja transmisi otomatis:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang berfungsi sebagai kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan mekanisme pompa dan turbin. Baling-baling pertama di dalam torque conventer bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung memakai mesin. Yang kedua mengkopel langsung turbin dengan planetary gear dan yang terakhir berfungsi sebagai stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-baling menjadi 3 baling-baling. Pada saat cara kerja transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel ke mesin berputar untuk memompa oli transmisi pada ruangan tertutup. Kemudian tekanan oli dipakai untuk mendorong turbin. Sistem ini menghasilkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM mesin mengalami peningkatan.</div></span></li><li><span style="font-family: helvetica;"><div style="text-align: justify;">Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama seperti gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga mirip dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil. Perbedaannya terletak pada desain fisik karena pada planetary gear tidak ditemukan adanya dua barisan roda gigi yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda. Namun, pada cara kerja transmisi otomatis ini planetary gear hanya memiliki sebuah roda gigi yang di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama ruman planetary yang terdapat gigi di bagian dalamnya. Sedangkan untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulik merupakan kinerja dari valve body.</div></span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah gambaran cara kerja transmisi otomatis yang banyak digunakan pada mobil-monil saat ini. Jenis transmisi ini didesain dengan komponen-komponen khusus yang memiliki fungsi seperti komponen-komponen pada transmisi manual seperti torque conventer dan planetary gear. Torque gear menawarkan sensasi mobil berjalan dengan kopling yang selip. Sementara planetary gear membuat mobil mampu memindahkan giginya secara otomatis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekarang Anda sudah mengetahui bagaimana cara kerja transmisi otomatis, lengkap dengan komponen-komponen penyusunnya serta fungsi dari masing-masing komponennya. Apalagi jika Anda memperhatikan setiap penjelasan yang telah Mas Sena paparkan di atas dengan seksama, maka Anda akan memahami bagaimana cara kerja transmisi otomatis sehingga bisa menyebabkan mobil bisa berjalan. Semoga pembahasan yang Mas Sena sampaikan terkait pengertian, fungsi, komponen, dan cara kerja transmisi otomatis di atas bisa bermanfaat untuk Anda.</div></span>

Pengertian, Fungsi, Komponen dan Cara Kerja Transmisi Otomatis

Pengertian Transmisi Otomatis Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis transmisi dengan gigi-gigi yang bisa mela...

Baca selengkapnya »

PERMASALAHAN SISTEM KOPLING DAN CARA PERBAIKAN

<p style="text-align: center;"><b><span face="" style="border: 1pt none; color: #333333; font-size: 19pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; padding: 0cm;">BERBAGAI PERMASALAHAN SISTEM KOPLING DAN CARA PERBAIKAN</span></b></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Kerusakan pada sistem kopling tidak melulu disebabkan faktor usia kopling. Cara pemakaian dan faktor eksternal juga mempengaruhi timbulnya gejala kopling yang rusak. Faktor eksternal disini contohnya ketika kopling terrendam air, atau saat terjadi kesalahan pengisian fluida penggerak kopling.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>1. Kopling sulit masuk gigi</b></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Permasalahan yang umum ditemui pada mobil adalah saat sulit masuk gigi. Walau gejala ini terasa pada sistem transmisi yang sulit saat memindahkan gigi perseneling, namun kebanyakan hal ini menunjukan gejala awal kerusakan sistem kopling.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Saat mengalami hal demikian, kita jangan langsung menyimpulkan kerusakan pada sistem transmisi. Memang gejala sulit masuk gigi dapat menunjukan berbagai kerusakan. Tapi umumnya saat masalah ini terjadi, kopling hanya perlu di step. Dengan kata lain, masalah ini timbul karena kopling belum terbebas sempurna saat pedal kopling diinjak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Sehingga untuk mengatasi kopling susah masuk gigi, kita hanya perlu melakukan penyetelan celah kopling. Tapi pada sistem kopling hidrolik, biasanya masalah ini terjadi akibat adanya udara didalam sistem hidrolik. Solusinya, kita perlu melakukan bleeding atau pembuangan udara dari sistem hidrolik.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>2. Timbul bau terbakar pada kopling</b></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Untuk gejala kedua, timbul khususnya saat kita bepergian di area pegunungan yang memiliki jalanan naik turun. Bau ini biasanya hadir karena penggunaan setengah kopling. Hal ini bisa terjadi karena saat melakukan setengah kopling, pegas kopling tidak sepenuhnya mendorong kampas kopling. Sehingga kekuatan kopling lebih kecil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Hal ini menyebabkan adanya selip antara flywheel dan kampas kopling. Bau sangit akan muncul saat gesekan tersebut semakin memanas. Gejala ini sebetulnya bukan sebuah masalah melainkan efek dari penggunaan kopling setengah. Tapi hal ini tentu akan mempercepat umur kampas kopling.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Untuk mengatasi hal ini, cobalah untuk menghentikan kendaraan disaat bau sangit mulai tercium. Minimalkan penggunaan setengah kopling agar kampas lebih awet.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-9aMVyaPKkJU/X0u_YIX-JkI/AAAAAAAADDg/XV3zM_hhwWUYzS3bmT2ZxI4PkA66H30OQCLcBGAsYHQ/s418/1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="278" data-original-width="418" src="https://1.bp.blogspot.com/-9aMVyaPKkJU/X0u_YIX-JkI/AAAAAAAADDg/XV3zM_hhwWUYzS3bmT2ZxI4PkA66H30OQCLcBGAsYHQ/s0/1.png" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: inherit;">3. Kopling blong</b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Gejala kopling blong ditandai saat pedal rem terasa empuk dan ringan saat diinjak. Masalah ini bisa disebabkan karena masuk angin atau terdapat udara didalam sistem hidrolik, atau bisa saja terjadi kebocoran fluida sistem hidrolik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Untuk menangani hal ini kita perlu melakukan pengecekan di area sistem pengendali kopling.</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: inherit;">Periksa apakah kondisi minyak rem memadai. Sistem hidrolik kopling, menggunakan cairan minyak rem. Sehingga jika terdapat kerusakan sistem hidrolik rem, akan berimbas pada sistem hidrolik kopling.</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Periksa kebocoran di beberapa titik antara lain, di ujung master silinder dan sepanjang selang. Kebocoran minyak ini ditandai dengan adanya resapan.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Jika masalah timbup seperti point pertama, kita cukup menambahkan cairan minyak rem dan melakukan proses bleeding. Tapi jika terjadi kebocoran, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Kebocoran ini bisa disebabkan fitting atau hubungan antar komponen yang kurang kencang, dan kebocoran yang disebabkan karena kerusakan komponen yang bersangkutan. Solusi terbaik adalah membawa mobil ke bengkel terdekat.</span></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-w37l6_OX848/X0u_q07JY2I/AAAAAAAADDo/xnKNjk3e5f8qUkZyHNOccQ-1TCnug3jCQCLcBGAsYHQ/s720/2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="720" height="342" src="https://1.bp.blogspot.com/-w37l6_OX848/X0u_q07JY2I/AAAAAAAADDo/xnKNjk3e5f8qUkZyHNOccQ-1TCnug3jCQCLcBGAsYHQ/w512-h342/2.png" width="512" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>4. Loss power</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Saat mobil terasa kurang tenaga atau malah tidak ada tenaga, bisa saja bukan permasalahan pada mesin. Loss power bisa terjadi akibat transfer tenaga tidak maksimal dari mesin ke transmisi. Masalah ini timbul karena kampas kopling yang mulai habis atau pegas diafragma yang lemah. Umumnya saat kerusakan ini terjadi, terdapat beberapa gejala yang mengikutinya;</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: inherit;">Mobil meraung saat digas tapi akselerasi lambat.</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Terdapat bau terbakar dari area bawah mobil</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Ada bunyi kasar yang berasal dari mesin.</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Mobil tetap lbat walau RPM mesin tinggi</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-19u5-8NiFGE/X0vAIvGLPMI/AAAAAAAADDw/G1BcPbWp81s4uNZkDSVwMRtZUVYIDq81wCLcBGAsYHQ/s366/3.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="231" data-original-width="366" src="https://1.bp.blogspot.com/-19u5-8NiFGE/X0vAIvGLPMI/AAAAAAAADDw/G1BcPbWp81s4uNZkDSVwMRtZUVYIDq81wCLcBGAsYHQ/s0/3.png" /></a></div><br />Cara terbaik untuk memperbaikinya adalah dengan melakukan penggantian kampas kopling. Penggantian ini bisa memakan waktu hingga seharian tergantung Jenis mobil dan ketersediaan barang.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>5. Bunyi pada kopling</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-2f-SvpjaehM/X0vAbUTaQRI/AAAAAAAADD4/CERDu9eGtjALqHeZugUBXznBVSjoJs1tgCLcBGAsYHQ/s640/4.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="396" data-original-width="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-2f-SvpjaehM/X0vAbUTaQRI/AAAAAAAADD4/CERDu9eGtjALqHeZugUBXznBVSjoJs1tgCLcBGAsYHQ/s0/4.png" /></a></div><br />Bunyi bunyi yang terjadi pada sistem kopling bisa disebabkan karena banyak hal. Antara lain</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>a. Bunyi saat kopling diinjak</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><blockquote>Bunyi yang pertama timbul saat kopling diinjak dan bunyi itu hilang saat dilepas. Kemungkinan terbesar adalah adanya masalah pada release bearing. Untuk memperbaikinya, kita perlu menghubungi bengkel terdekat untuk melakukan penggantian.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>b. Bunyi kopling ketika mesin start</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><blockquote>Bunyi ini muncul ketika mesin menyala saat pedal kopling tidak diinjak. Permasalahan ini terjadi karena terdapat keolengan atau keausan pada pilot bearing. Untuk menghilangkan bunyi tersebut, kita harus melakukan pembongkaran sistem kopling untuk mengetahuinya.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>c. Kopling yang bergetar</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><blockquote>Getaran pada kopling bisa terasa ketika mobil akan berjalan. Getaran ini timbul karena kualitas kampas kopling yang kurang Bagus atau imitasi atau keadaan permukaan flywheel yang tidak rata. Hal ini sering terjadi selpas kita melakuan penggantian kampas kopling.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>d. Bunyi pedal kopling karena kurang pelumasan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><blockquote>Bunyi terakhir akan muncul khususnya pada Mobil yang jarang digunakan. Bunyi ini mirip decitan pada area pedal saat digerakan. Walau bunyi ini kecil namun menimbulkan perasaan tidak nyaman saat berkendara. Sehingga akan mengganggu. Untuk mengatasinya, berilah pelumas seperti oli atau grease agar bunyi tersebut hilang.</blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: inherit;">6. Pedal kopling terasa berat bahkan keras saat diinjak.</b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Terakhir, pedal kopling juga sering terasa berat bahkan keras ketika diinjak. Hal ini bisa diakibatkan karena pegas pengembali kopling bersifat keras. Sehingga saat ditekan akan menimbulkan perasaan berat. Namun ketika pedal keras saat diinjak, bisa diakibatkan adanya masalah pada sistem kopling. Contohnya, kampas kopling yang menempel pada flywheel. Kasus ini sering terjadi pada mobil yang sudah lama sekali tidak dipakai.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-58Trm-7A35A/X0vA1tc41nI/AAAAAAAADEA/Ur_DhKObpiIdl2-Pl2_Vej29WlfiuDC9wCLcBGAsYHQ/s440/5.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="248" data-original-width="440" src="https://1.bp.blogspot.com/-58Trm-7A35A/X0vA1tc41nI/AAAAAAAADEA/Ur_DhKObpiIdl2-Pl2_Vej29WlfiuDC9wCLcBGAsYHQ/s0/5.png" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Untuk membebaskan kampas kopling, kita perlu melakukan paksaan dengan cara menghidupkan mesin sambil posis gigi dimasukan. Umumnya kampas kopling akan terbebas karena bersifat menyentak. Namun hal ini tentu memiliki resiko, bisa saja kampas terlepas dari pelat kopling. Sehingga hal itu akan menimbulkan masalah baru.</span></div>

PERMASALAHAN SISTEM KOPLING DAN CARA PERBAIKAN

BERBAGAI PERMASALAHAN SISTEM KOPLING DAN CARA PERBAIKAN Kerusakan pada sistem kopling tidak melulu disebabkan faktor usia kopling. Cara pema...

Baca selengkapnya »

Antilock Brake System atau ABS

<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Antilock brake system (ABS) adalah salah satu jenis rem pada kendaraan. Fungsi antilock brake system (ABS) adalah agar tidak timbul atau terjadi penguncian pada roda ketika terjadi pengereman yang kuat dan keras. Oleh karena itu dengan adanya ABS atau antilock brake system maka traksi roda terhadap jalan akan semakin kuat sehingga pengereman dapat diteruskan secara sempurna untuk menghentikan kendaraan.</span></div><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sistem rem ABS merupakan salah satu perkembangan pada sistem rem yang digunakan pada kendaraan. Rem ABS atau antilock brake system merupakan sistem rem yang dikontrol secara elektronik. Kinerja utama dikontrol oleh ECU atau control module yang menyesuaikan dengan kebutuhan kendaraan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada rem ABS atau antilock brake system terdapat beberapa komponen. Komponen antilock brake system (ABS) ini membentuk mekanisme elektronik sehingga rem ABS atau antilock brake system dapat bekerja sesuai peruntukannya. Komponen-komponen rem ABS atau antilock brake system terdiri dari control module, sensor, pompa, serta katup. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-mczeBNwDyC4/XySGBx6UcDI/AAAAAAAAC4w/2ji3VComsaUa4ioVTA62x0fU62sTet_GACLcBGAsYHQ/s1280/qw.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://1.bp.blogspot.com/-mczeBNwDyC4/XySGBx6UcDI/AAAAAAAAC4w/2ji3VComsaUa4ioVTA62x0fU62sTet_GACLcBGAsYHQ/s640/qw.png" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cara kerja rem antilock brake system (ABS) sebenarnya sangat sederhana. Rem ABS atau antilock brake system mengatur aliran minyak fluida yang mengalir ke silinder roda. Ketika sensor mendeteksi roda mengunci maka aliran fluida ke silinder roda akan diputus. Sementara itu ketika roda tidak mengunci maka aliran fluida dialirkan kembali ke silinder roda sehingga pengereman kembali terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe" size="5">Fungsi Antilock Brake System (ABS)</font></b></div><div style="text-align: justify;">Fungsi antilock brake system (ABS) adalah untuk mencegah terjadinya penguncian roda atau wheel lock up saat dilakukan pengereman mendadak dan keras dengan mengatur aliran minyak pada silinder roda yang dikontrol secara elektronik. Hal ini berguna agar kendaraan tidak terjadi selip atau meluncur ketika dilakukan pengereman yang keras.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Jt95qg8-TYA/XySIAPwbrJI/AAAAAAAAC48/lXaIb7puLXsF8BePTzPwDYqLUcTxhTZdgCLcBGAsYHQ/s1229/ds.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="692" data-original-width="1229" src="https://1.bp.blogspot.com/-Jt95qg8-TYA/XySIAPwbrJI/AAAAAAAAC48/lXaIb7puLXsF8BePTzPwDYqLUcTxhTZdgCLcBGAsYHQ/s640/ds.png" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelebihan dan Kekurangan Antilock Brake System (ABS)Sedikit berbeda dengan sistem rem hidrolik dan rem manual, pada rem ABS akan menghasilkan pengereman yang lebih baik. Apabila menggunakan rem manual maka ketika terjadi pengereman mendadak dan roda terkunci dapat menimbulkan pengendalian kendaraan yang sulit serta menyebabkan kendaraan tergelincir. Untuk lebih jelasnya berikut pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan ABS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1. Kelebihan Antilock Brake System (ABS)</b></div><div style="text-align: justify;">Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan beberapa kelebihan dari rem ABS atau antilock brake system yang digunakan pada kendaraan.</div><div style="text-align: justify;"><ul><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Stabilitas kendaraan yang terjaga</div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Pengemudian kendaraan yang stabil</div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Jarak pengereman yang lebih pendek</div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Pengereman yang lebih efektif dan efisien</div></font></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><b>2. Kekurangan Antilock Brake System (ABS)</b></div><div style="text-align: justify;">Namun dari berbagai kelebihan dari rem ABS atau antilock brake system juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut merupakan kekurangan rem ABS atau antilock brake system pada kendaraan.</div><div style="text-align: justify;"><ul><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Sparepart mahal</div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Biaya perawatan lebih mahal</div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Perawatan yang lebih sulit</div></font></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe" size="5">Tipe Anti-lock Brake System</font></b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;"><b>Tipe 4 Sensor 4 Chanel (Independent Control Type). </b>Tipe ini mempunyai empat sensor roda dan 4 hidrolik control chanel dan masing-masing mengontrol sendiri. Kendaraan yang dilengkapi dengan 4 chanel ABS mengaplikasikan pilihan Low Logic pada roda belakang untuk menjaga kestabilan dalam berbagai kondisi.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-O1irTxiQ-ws/XySJjPIAnTI/AAAAAAAAC5I/xHDFJ2JlJ0gMCBopQq88qmfHBVTxq44hgCLcBGAsYHQ/s320/qq.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="144" data-original-width="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-O1irTxiQ-ws/XySJjPIAnTI/AAAAAAAAC5I/xHDFJ2JlJ0gMCBopQq88qmfHBVTxq44hgCLcBGAsYHQ/s0/qq.png" /></a></div></div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;"><b>Tipe 4 Sensor 3 Chanel (Roda depan: Independent Control, Roda belakang: Select Low Control), </b>Digunakan umunya pada kendaraan bertipe mesin FF, karena bobot kendaraan terpusat hamper 70% didepan saat kendaraan dilakukan pengereman. Oleh karena itu pada saat pengereman, roda belakang hanya menyesuaikan tekanan pengereman saat roda-roda mengalami penguncian.</div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;"><b>Tipe 4 Sensor 3 Chanel (Roda depan: Independent Control, Roda belakang: Select Low Control) H-Brake Line an X-Brake Line</b>. Tipe ABS H-Line ini, dua chanel dipakai unuk roda depan dan lainnya untuk mengontol roda belakang yang dikontrol menggunakan a select low control logic. Untuk system X-Brake Line 2 chanel (2 ports didalam unit ABS) mengontrol tekanan pada roda belakang, karena masing-masing roda belakng mempunyai jalur pengontrolan sendiri-sendiri.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-poIwJ8dAeKI/XySJrrtTSYI/AAAAAAAAC5M/AV1NnIKZVPIdmvF2RxsEgyFs4UMiLEr-wCLcBGAsYHQ/s320/qa.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="75" data-original-width="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-poIwJ8dAeKI/XySJrrtTSYI/AAAAAAAAC5M/AV1NnIKZVPIdmvF2RxsEgyFs4UMiLEr-wCLcBGAsYHQ/s0/qa.png" /></a></div></div></font></li><li><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;"><b>Tipe 1 Sensor 1 Chanel (Roda belakang: Select Low Conrol)</b> Pada system ini, prinsip kerja sama dengan H-Brake Line akan tetapi ada penambahan wheel speed sensor pada differential axle.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-F6hp6o3ioGw/XySJzRuimVI/AAAAAAAAC5U/_wWoTg7UnFIhKpwRJw8YoIfZaow3peZ0ACLcBGAsYHQ/s320/qs.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="124" data-original-width="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-F6hp6o3ioGw/XySJzRuimVI/AAAAAAAAC5U/_wWoTg7UnFIhKpwRJw8YoIfZaow3peZ0ACLcBGAsYHQ/s0/qs.png" /></a></div></div></font></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe" size="5">Komponen Anti Lock Brake System (ABS)</font></b></div><div style="text-align: justify;">Pada rem ABS atau antilock brake system terdapat beberapa komponen. Beberapa komponen rem ABS atau antilock brake system mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Berikut merupakan komponen antilock brake system (ABS) yang digunakan pada kendaraan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1. ABS Control Modul</b></div><div style="text-align: justify;">ABS control modul merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk membandingkan informasi dari sensor ABS atau antilock brake system agar ABS dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Control module mendapat informasi dari sensor-sensor ABS, informasi tersebut kemudian diolah. Hasil olahan akan diubah untuk mengaktifkan berbagai actuator ABS.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-RzgjVknBgIQ/XySKOrZGjEI/AAAAAAAAC5c/bN_-Cuv-_IoC1lJ9arr-tl3GXqN_SUGlwCLcBGAsYHQ/s638/za.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="319" data-original-width="638" src="https://1.bp.blogspot.com/-RzgjVknBgIQ/XySKOrZGjEI/AAAAAAAAC5c/bN_-Cuv-_IoC1lJ9arr-tl3GXqN_SUGlwCLcBGAsYHQ/s0/za.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, ABS control module juga mengontrol durasi pengereman dan kinerja komponen ABS lain seperti pompa, dan lain sebagainya. Dengan begitu, kinerja ABS akan disesuaikan dengan kondisi kendaraan. Saat roda hampir mengunci maka ABS akan mengurangi tekanan rem untuk mencegah wheel lock. Apabila kecepatan bertambah atau putarannya bertambah maka tekanan fluida akan ditambah untuk mengurangi kecepatan kendaraan. Apabila kedua putaran roda sama maka control module akan mengaktifkan pressure hold off operation.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>2. Solenoid Valve Assembly</b></div><div style="text-align: justify;">Solenoid valve assembly merupakan salah satu komponen ABS yang memiliki fungsi untuk mengatur fluida yang mengalir ke silinder roda dengan membuka dan menutup saluran. Katup solenoid dikontrol oleh ABS control module agar menyesuaikan kebutuhan kendaraan. Pada sistem rem biasa, fluida akan diteruskan langsung dari master silinder ke silinder roda. Namun pada rem ABS atau antilock brake system, fluida akan diteruskan ke solenoid valve assembly untuk memanipulasi aliran fluida yang mengalir ke silinder roda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Solenoid valve assembly biasanya terdapat beberapa saluran atau posisi. Saluran ini memiliki fungsi masing-masing. Berikut merupakan beberapa fungsi saluran pada solenoid valve assembly.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Posisi satu, memiliki fungsi sebagai increase pressure. Increase pressure merupakan posisi dimana kedua solenoid terbuka dan tekanan fluida diteruskan langsung ke silinder roda. Hal ini tentunya akan menghasilkan daya pengereman yang kuat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Posisi dua, memiliki fungsi sebagai hold pressure steady. Hold pressure steady merupakan posisi dimana kedua solenoid tertutup sehingga tidak ada pergerakan tekanan fluid. Hal ini berfungsi untuk menghentikan kendaraan secara efisien.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Posisi tiga, memiliki fungsi sebagai decrease pressure. Decrease pressure merupakan posisi dimana solenoid pedal rem tertutup. Sementara itu solenoid ventilasi terbuka sehingga tekanan fluida akan dialirkan sebagian ke accumulator chamber. Hal ini akan menyebabkan tekanan pengereman berkurang sehingga daya pengereman juga akan berkurang. Selain itu hal ini berfungsi untuk mengatasi wheel locking.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3. Sensor Kecepatan Roda atau Speed Sensor</b></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Sensor kecepatan roda atau speed sensor merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang mempuyai fungsi untuk mendeteksi kecepatan roda. Pada kendaraan biasanya terdapat empat sensor kecepatan atau speed sensor. Ke empat sensor mempunyai tugas untuk mendeteksi putaran pada masing-masing roda.</blockquote></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-Mgq3r3d-Znk/XySKaP88-0I/AAAAAAAAC5g/I0cijQQuGxYvQOAVsIOXNZe202SmvQzvwCLcBGAsYHQ/s318/z.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="305" data-original-width="318" src="https://1.bp.blogspot.com/-Mgq3r3d-Znk/XySKaP88-0I/AAAAAAAAC5g/I0cijQQuGxYvQOAVsIOXNZe202SmvQzvwCLcBGAsYHQ/s0/z.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Informasi putaran roda atau kecepatan roda ini sangat penting bagi rem ABS. Dengan mengetahui kecepatan roda maka akan diketahui saat roda mengalami wheel locking. Hal ini yang menyebabkan terjadi selip dan dapat berbahaya apabila kendaraan terus meluncur. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-OxHwcJ2mVyc/XySNQOvNaXI/AAAAAAAAC54/co-n0GS0cgIsV8XEyr_aAuPZh9uDVqqkACLcBGAsYHQ/s384/dd.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="310" data-original-width="384" src="https://1.bp.blogspot.com/-OxHwcJ2mVyc/XySNQOvNaXI/AAAAAAAAC54/co-n0GS0cgIsV8XEyr_aAuPZh9uDVqqkACLcBGAsYHQ/s0/dd.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prinsip kerja speed sensor sebenarnya sangat sederhana. Speed sensor terdiri dari komponen bergerigi dan pick up coil. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-jgg46U5jnoE/XySNfLW86QI/AAAAAAAAC58/JLUgZoXJIHoVWzYJjP8S-bnSG4nXIYwsACLcBGAsYHQ/s478/dss.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="446" data-original-width="478" src="https://1.bp.blogspot.com/-jgg46U5jnoE/XySNfLW86QI/AAAAAAAAC58/JLUgZoXJIHoVWzYJjP8S-bnSG4nXIYwsACLcBGAsYHQ/s0/dss.png" /></a></div></div><div style="text-align: justify;">Komponen bergerigi ini akan berputar mengikuti perputaran pada roda. Putaran ini akan memotong medan magnet yang dihasilkan oleh pick up coil sehingga menghasilkan tegangan. Tegangan ini yang akan dialirkan ke control module untuk proses selanjutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>4. ABS Pump</b></div><div style="text-align: justify;">ABS pump atau pompa ABS merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk mengembalikan fluida bertekanan pada silinder roda. Pompa ABS berfungsi menggunakan energi listrik. Selain itu pompa ini dapat bekerja beberapa kali dalam selang wkatu tertentu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pompa ABS akan berfungsi ketika terjadi penurunan tekanan hidrolik untuk mengatasi wheel locking. Saat roda sudah kembali berputar untuk mengurangi kecepatan kembali maka tekanan fluida harus dikembalikan secara cepat agar silinder roda dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu pompa ABS akan menekan fluida agar segera kembali ke silinder sehingga terjadi proses pengereman kembali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>5. Indikator ABS</b></div><div style="text-align: justify;">Indikator ABS merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk memberitahukan kinerja sistem ABS pada pengemudi. Indikator ABS biasanya terdapat pada panel instrumen dan akan menyala ketika kunci kontak ON dan akan mati ketika mesin dinyalakan. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-okdFUnMmX7A/XySLBid6ZPI/AAAAAAAAC5s/BkLVIQFKSr0pVc139jRrxQgK23bjbCQtgCLcBGAsYHQ/s900/zx.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="585" data-original-width="900" height="130" src="https://1.bp.blogspot.com/-okdFUnMmX7A/XySLBid6ZPI/AAAAAAAAC5s/BkLVIQFKSr0pVc139jRrxQgK23bjbCQtgCLcBGAsYHQ/w200-h130/zx.png" width="200" /></a></div></div><div style="text-align: justify;">Namun apabila terjadi kerusakan maka indikator ABS atau antilock brake system akan menyala berkedip sebagai tanda terjadi malfungsi atau kerusakan pada sistem ABS. Dengan begitu maka pengemudi dapat segera melakukan perbaikan sehingga keamanan berkendara tetap terjamin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>6. Hidraulic Brake Channel atau Electronic Brake Force Distribution</b></div><div style="text-align: justify;">Hidraulic brake channel atau electronic brake force distribution merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk menyalurkan fluida bertekanan ke masing-masing roda sesuai dengan porsinya tersendiri. EBD biasanya terdiri dari 4 channel atau saluran yang menuju ke masing-masing silinder roda. Jadi setiap silinder roda mempunyai saluran tersendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hidraulic brake channelatau electronic brake force distribution berfungsi untuk membagi fluida bertekanan. Pada umumnya rem depan membutuhkan gaya penekanan yang lebih besar daripada rem belakang. Hal ini berguna untuk proses pengendalian kendaraan agar lebih mudah dan stabil. Oleh karena itu minyak rem bertekanan harus dibagi yang mana silinder roda rem depan diberikan porsi yang lebih banyak dibanding rem belakang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>7. Pedal Rem</b></div><div style="text-align: justify;">Pedal rem merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system untuk meneruskan tenaga dari pengemudi ke mekanisme rem. Pedal rem sebenarnya salah satu komponen pada sistem rem yang wajib ada meskipun pada jenis rem manual atau rem lainnya. Pedal rem ini dihubungkan ke mekanisme master cylinder melalui push rod. Oleh karena itu ketika pedal rem diinjak, tenaga ini akan diteruskan untuk mendorong piston pada master cylinder untuk memberikan tekanan pada fluida minyak rem.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>8. Master Cylinder</b></div><div style="text-align: justify;">Master cylinder merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk memberikan tekanan pada minyak fluida. Pada master cylinder, minyak rem akan dimampatkan sehingga memiliki tekanan. Pemampatan minyak rem ini dilakukan dengan piston yang didorong oleh pushrod yang terhubung dengan pedal rem. Minyak fluida bertekanan ini akan diteruskan ke mekanisme rem ABS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>9. Silinder Roda atau Wheel Cylinder</b></div><div style="text-align: justify;">Wheel cylinder atau silinder roda merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang mempunyai fungsi untuk mengubah tekanan hidrolis dari minyak rem menjadi gerakan mekanis yang akan mendorong kampas rem agar bergesekan dengan cakram. Gesekan ini yang akan membuat proses pengereman terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe" size="5">Cara Kerja Antilock Brake System (ABS)</font></b></div></font><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Sebenarnya sebagian besar mengenai cara kerja antilock brake system (ABS) sudah dibahas diatas. Namun untuk lebih jelasnya berikut merupakan cara kerja ABS atau antilock brake system yang digunakan pada kendaraan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">1. Rem Bekerja Normal (ABS Tidak Berfungsi)</font></b></div><div style="text-align: justify;">Karena sistem masukan yang berupa putaran rotor dan sensor tidak membaca terjadinya slip antara putaran masing-masing roda, sehingga control otomatis ABS tidak bekerja. Sistem pengereman pada proses kerja ini hanya berkerja seperti kendaraan yang tidak menggunakan ABS. Tekanan dari Master silinder diteruskan langsung menuju caliper rem.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-171RZ6COQCE/XySP1c2LghI/AAAAAAAAC6g/5bc_d_62p1kl3X7QpIEPWKchynFt8WJ3ACLcBGAsYHQ/s640/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="486" data-original-width="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-171RZ6COQCE/XySP1c2LghI/AAAAAAAAC6g/5bc_d_62p1kl3X7QpIEPWKchynFt8WJ3ACLcBGAsYHQ/s0/1.png" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">2. Rem Bekerja (Tekanan Tetap / Roda Mulai Slip)</font></b></div><div style="text-align: justify;">Sistem rem sudah mulai mengalami slip pada masing-masing roda, akan tetapi perbedaan putaran antara masing-masing roda tidak memberikan masukan yang cukup besar. Pengaturan fluida rem ini terjadi oleh pengaturan solenoid karena tekanan yang tetap pada keempat roda akibat penurunan tekanan oleh roda yang mulai selip tidak cukup besar. Aliran fluida rem dapat dilihat gambar diatas.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-hO9EiWuFnzI/XySP4oAom7I/AAAAAAAAC6k/MWRNtxP33uo0LOZ680Os79iFvaAnL5mUACLcBGAsYHQ/s622/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="390" data-original-width="622" src="https://1.bp.blogspot.com/-hO9EiWuFnzI/XySP4oAom7I/AAAAAAAAC6k/MWRNtxP33uo0LOZ680Os79iFvaAnL5mUACLcBGAsYHQ/s0/2.png" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">3. ABS Bekerja (Tekanan Menurun / Roda Slip Secara Cepat)</font></b></div><div style="text-align: justify;">Putaran-putaran roda yang terjadi saat pengereman ini berbeda-beda, sehingga mengakibatkan roda-roda mengalami selip. Karena terjadinya putaran slip ini mengakibatkan tekanan yang dari master silinder akan membalik tidak dapat menuju caliper dan kembali ke by-pass check valve. Putaran yang berbeda tersebut dibaca oleh wheel speed sensor dan memberikan masukan ke modul ECU untuk memproses pemberian tekanan akibat perbedaan putaran. ECU yang telah menerima respon dari wheel speed sensor akan mengaktifkan motor dan pompa, sehingga tekanan akan disuplai kembali kedalam sistem rem. Akan tetapi pemberian tekanan ini tidak sepenuhnya tinggi tetapi putaran pompa diatur oleh ecu unuk berkerja secara fluktuatif agar roda-roda kendaraan tidak terjadi penguncian. Aliran fluida data dilihat pada gambar.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-gzFXZSkAKV8/XySP7vB87bI/AAAAAAAAC6o/g6gMJYB2phQ2xdcVpHzZIk49_1-0LT2VwCLcBGAsYHQ/s640/3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-gzFXZSkAKV8/XySP7vB87bI/AAAAAAAAC6o/g6gMJYB2phQ2xdcVpHzZIk49_1-0LT2VwCLcBGAsYHQ/s0/3.png" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">4. ABS Bekerja (Tekanan Meningkat / Roda Slip Sesaat)</font></b></div><div style="text-align: justify;">ABS bekerja tekanan meningkat dan roda selip sesaat. Proses kerja ini terusan dari proses kerja ABS Tekanan Menurun dan Roda Slip Secara Cepat. Setelah perbedaan putaran dibaca oleh wheel speed sensor mendekati keseimbangan sensor memberikan input ke ECU dan selanjutnya ECU memberhentikan atau memutus aliran listrik ke motor dan pompa sehingga tekanan tinggi hanya disuplai oleh accumulator tanpa pompa dari ABS. Aliran dapat dilihat gambar diatas.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-9Oqm0q24oMk/XySP-6nE5LI/AAAAAAAAC6s/f7BBs08MuBgJXi4fQs8UBcKBwaoQ57EsACLcBGAsYHQ/s590/4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="449" data-original-width="590" src="https://1.bp.blogspot.com/-9Oqm0q24oMk/XySP-6nE5LI/AAAAAAAAC6s/f7BBs08MuBgJXi4fQs8UBcKBwaoQ57EsACLcBGAsYHQ/s0/4.png" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">5. Rem Dilepas</font></b></div><div style="text-align: justify;">Setelah wheel sensor membaca tidak ada lagi perbedaan putaran antara masing-masing roda, maka selanjutnya sistem ABS tidak berfungsi. Saat pedal rem dilepas, tekanan fluida rem dari caliper rem akan kembali lagi menuju master rem / reservoir tank. Aliran dapat dilihat pada gambar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-b7298JzkHPk/XySQCS5_caI/AAAAAAAAC6w/hhgAaSUxxb0bgq_NwkATtij9u_vMcP3jACLcBGAsYHQ/s640/5.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="490" data-original-width="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-b7298JzkHPk/XySQCS5_caI/AAAAAAAAC6w/hhgAaSUxxb0bgq_NwkATtij9u_vMcP3jACLcBGAsYHQ/s0/5.png" /></a></div></div></font></div>

Antilock Brake System atau ABS

Antilock brake system (ABS) adalah salah satu jenis rem pada kendaraan. Fungsi antilock brake system (ABS) adalah agar tidak timbul atau ter...

Baca selengkapnya »

Electric Parking Brake atau EPB

<div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Rem parkir elektric atau electric parking brake merupakan pengembangan dari rem tangan atau rem parkir konvensional yang mana untuk mengaktifkan rem tangan hanya dengan menekan saklar atau tombol.</font></div><div style="text-align: justify;"><blockquote><font face="helvetica">Electric parking brake (EPB) adalah rangkaian yang terdiri dari mekanisme mekanis dan elektronika untuk difungsikan sebagai penahan kendaraan atau rem parkir. </font></blockquote></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Agar fungsi electric parking brake dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka diperlukan berbagai komponen didalamnya. Komponen electric parking brake ini terdiri dari parking button, electric motor, module, brake pedal sensor, dan lain sebagainya. Setiap komponen electric parking brake memiliki fungsi dan peranan yang berbeda-beda.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Cara kerja electric parking brake sebenarnya cukup sederhana. Ada dua input yang digunakan untuk mengaktifkan electric parking brake. Input tersebut terdiri dari sensor pedal rem, dan tombol atau saklar yang ditekan untuk mengaktifkan electric parking brake. Keduanya dibutuhkan sebagai syarat atau tanda untuk modul mengaktifkan motor electric parking brake.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica; text-align: start;"><b><font color="#ff0000">Fungsi electric parking brake</font></b></span></div><font face="helvetica"><div style="text-align: justify;">Fungsi electric parking brake adalah untuk menahan kendaraan agar tidak bergerak. Electric parking brake (EPB) merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari mekanisme mekanis dan elektronika. Keduanya berfungsi untuk menggantikan rem tangan atau rem parkir mekanis. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk mengaktifkan electric parking brake tinggal menekan pedal rem dan saklar atau tombol rem parkir yang tersedia. Sebaliknya untuk menonaktifkan juga sama. Hal ini sudah diatur dari modul yang tersedia pada rangkaian electric parking brake<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-hXg_0sZkHMo/XySEm9DoTWI/AAAAAAAAC4k/HXgDtxryj9AW1wAn4G5QK5c9ZbX_hdj-ACLcBGAsYHQ/s369/21.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="369" data-original-width="369" src="https://1.bp.blogspot.com/-hXg_0sZkHMo/XySEm9DoTWI/AAAAAAAAC4k/HXgDtxryj9AW1wAn4G5QK5c9ZbX_hdj-ACLcBGAsYHQ/s0/21.png" /></a></div></div></font><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#ff0000" face="helvetica"><b>Komponen Electric Parking Brake (EPB)</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Komponen electric parkir brake terdiri dari beberapa macam. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan komponen electric parking brake (EPB).</font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>1. Parking Button</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><blockquote>Parking button merupakan salah satu komponen electric parking brake yang memiliki fungsi sebagai saklar untuk mengaktifkan atau menonaktifkan electric parking brake. Tombol ini biasanya diletakkan pada cabin kendaraan.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>2. Electric Motor</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><blockquote>Electric motor merupakan salah satu komponen electric parking brake yang memiliki fungsi untuk menarik kawat penghubung untuk mengaktifkan rem parkir kendaraan. Motor ini dikontrol menggunakan EPB module berdasarkan input dari sensor dan parkir button.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>3. EPB Module</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><blockquote>EPB Module merupakan salah satu komponen electric parking brake yang memiliki fungsi sebagai kontrol electric parking brake. EPB module akan mengontrol pergerakan dari electric motor berdasarkan gap pada rem tromol. Oleh karena itu tidak memerlukan lagi penyetelan tuas rem parkir pada sistem rem kendaraan.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>4. Brake Pedal Sensor</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><blockquote>Brake pedal sensor merupakan salah satu komponen electric parking brake yang memiliki fungsi sebagai deteksi posisi pedal rem apakah sedang ditekan atau terbebas. Kondisi ini kemudian dikirimkan ke EPB module yang kemudian diolah untuk mengatur kerja electric motor.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>5. Kawat Penghubung</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><blockquote>Kawat penghubung merupakan salah satu komponen electric parking brake yang memiliki fungsi untuk menghubungkan komponen electric dengan komponen mekanis pada electric parking brake. Kawat penghubung menghubungkan antara electric motor dengan mekanisme rem tromol pada kendaraan. Kawat ini yang akan digunakan untuk menarik tuas rem tangan atau rem parkir. Namun beberapa tipe tidak menggunakan kawat penghubung.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>6. Rangkaian Tromol Rem Parkir</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><blockquote>Rangkaian tromol rem parkir merupakan salah satu komponen electric parking brake yang memiliki fungsi sebagai penahan gerak roda saat kondisi parkir. Rem tromol ini biasanya di letakkan berdampingan dengan mekanisme rem cakram sebagai pengereman utama kendaraan.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#ff0000" face="helvetica"><b>Cara Kerja Electric Parking Brake (EPB)</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Cara kerja electric parking brake sebenarnya sangat sederhana. Namun fungsi mekanis sedikit dihilangkan untuk memudahkan pengoperasian atau kinerja dari rem tangan atau rem parkir. Dengan begitu efisiensi pengereman dapat tercapai dengan lebih baik.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Ada dua acuan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan electric parking brake. Dua acuan tersebut adalahh brake pedal sensor untuk mengetahui posisi pedal rem dan tombol rem parkir untuk mengaktifkan atau menonaktifkan electric parking brake.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Untuk mengaktifkan electric parking brake maka perlu menekan pedal rem. Informasi ini akan dikirimkan ke EPB module yang menandakan bahwa rem utama sedang berfungsi. Namun EPB belum bekerja. Untuk mengaktifkan tinggal menekan parking button. Otomatis EPB module akan mengirimkan arus listri ke electric motor.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Akibatnya electric motor akan menarik atau menggulung kawat penghubung dan mengungkit tuas rem parkir sehingga kedua kampas rem tromol akan menekan tromol dan roda akan tertahan. Hal ini yang menyebabkan kendaraan terkunci dan akan tetap pada posisinya atau diam. Sebagai informasi maka akan ada lampu indikator rem parkir pada dashboard yang menunjukan electric parking brake sedang aktif.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Untuk menonaktifkan electric parking brake maka perlu menekan pedal parkir kembali dan menarik parking button keatas. Kedua informasi ini dikirimkan ke EPB module. EPB module mengirimkan arus listrik ke electric motor untuk merelease atau melepas kawat penghubung sehingga tromol terbebas dari tekanan kampas sehingga kedua roda dalam kondisi bebas.</font></div>

Electric Parking Brake atau EPB

Rem parkir elektric atau electric parking brake merupakan pengembangan dari rem tangan atau rem parkir konvensional yang mana untuk mengakti...

Baca selengkapnya »

Mengenal Cara Kerja Rem Tromol

<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Cara kerja rem tromol memanfaatkan gesekan yang terjadi antara kampas rem dengan tromol yang berbentuk mangkuk. Gesekan ini akan mengubah energi mekanik menjadi energi panas. Oleh karena itu laju kendaraan dapat di kurangi atau bahkan dihentikan.</span></div><font face="georgia"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini masih banyak kendaraan yang menggunakan rem tromol. Hal ini dikarenakan rem tromol yang bekerja menggunakan self energizing effect. Selain itu bidang gesek pada rem tromol juga lebih lebar. Akibatnya daya pengereman rem tromol tinggi. Oleh karena itu dapat digunakan untuk kendaraan berat atau niaga.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-2gkQqgZo6Dw/XyR28Gn-2gI/AAAAAAAAC4Y/8gltsUwZRk876OO_-rVAnA_K2IfTPvuMQCLcBGAsYHQ/s895/a4.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="406" data-original-width="895" src="https://1.bp.blogspot.com/-2gkQqgZo6Dw/XyR28Gn-2gI/AAAAAAAAC4Y/8gltsUwZRk876OO_-rVAnA_K2IfTPvuMQCLcBGAsYHQ/s640/a4.png" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun kerja rem tromol tidak sama seperti rem cakram. Ketika pedal rem pada rem tromol diinjak maka laju kendaraan tidak langsung berkurang. Artinya untuk dapat bekerja rem tromol membutuhkan jarak tertentu agar kendaraan dapat berhenti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#ff0000">Cara Kerja Rem Tromol</font></b></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe">A. Cara Kerja Rem Tromol Saat Pedal Rem Diinjak</font></b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Saat pedal rem diinjak maka tekanan pushrod akan diteruskan ke booster rem. Booster rem akan melipatgandakan tenaga ini untuk selanjutnya mendorong piston didalam master silinder. Akibatnya tenaga hidrolik yang dihasilkan akan lebih besar sehingga tenaga pengereman lebih besar namun tetap terasa ringan.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Piston master silinder akan terdorong kedepan. Hal ini akan menyebabkan mengecilnya volume ruang didepan piston. Pengecilan volume ruang ini menyebabkan fluida atau minyak rem keluar melalui outlet valve menuju outlet house pada master cylinder.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Sesuai dengan prinsip hukum pascal bahwa tekanan akan diteruskan ke segala arah dengan besaran yang sama. Oleh karena itu tenaga hidrolik yang timbul pada minyak rem akan diteruskan ke segala arah melalui selang rem menuju ke silinder roda. Tenaga hidrolik diteruskan baik ke silinder roda rem depan maupun silinder roda rem belakang.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Pada silinder roda, tenaga hidrolis akan dirubah menjadi tenaga mekanis. Tekanan hidrolik pada minyak rem menyebabkan piston silinder roda terdorong keluar. Piston silinder roda akan mendorong brake shoe. Akibatnya brake shoe mengembang dan menekan tromol rem atau brake drum.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Penekanan ini maka akan timbul gesekan antara brake shoe dengan brake drum. Akibat gesekan tenaga mekanis akan dirubah menjadi energi panas sehingga laju kendaraan dapat dikurangi atau bahkan dihentikan. Semakin besar gaya gesek yang ditimbulkan maka kendaraan akan lebih cepat berhenti.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Respon rem tromol ketika bekerja tergantung jarak antara brake shoe dengan brake drum. Semakin dekat jarak keduanya maka kerja rem tromol akan semakin responsif. Namun apabila terlalu dekat akan timbul gaya gesek sehingga mengurangi kinerja dari kendaraan dan dapat menyebabkan kerusakan komponen. Selain itu, apabila jarak terlalu jauh maka respon rem tromol akan semakin lama. Oleh karena itu perlu dilakukan penyetelan secara berkala agar rem tromol dapat bekerja maksimal.</div></font></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe">B. Cara Kerja Rem Tromol Saat Pedal Rem Dilepas </font></b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Pada saat pedal rem dilepas maka pegas kembali atau return spring akan menarik brake shoe kembali ke posisi awal. Dorongan pegas ini juga akan mengakibatkan posisi piston silinder roda dan master rem kembali ke posisi awal. Piston master rem akan kembali dikarenakan tidak ada gaya dorong untuk mengalahkan tekanan pegas pengembali sehingga piston kembali ke posisi semula.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Akibatnya timbul ruang didepan master rem dan menyebabkan terjadinya kevakuman. Minyak rem akan terhisap kembali ke master rem akibat kevakuman ini. Selain itu sebagian akan masuk kedalam reservoir.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Tidak adanya tenaga hidrolik dari minyak rem akan menyebabkan brake shoe kembali ke posisi awal. Selain itu gaya gesek yang timbul antara brake shoe dengan brake drum juga akan menghilang. Akibatnya brake drum dapat berputar bebas sehingga kendaraan dapat melaju kembali.</div></font></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><b><font color="#2b00fe">C. Cara Kerja Rem Tromol Saat Rem Parkir Bekerja</font></b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Rem tromol untuk roda belakang biasanya satu paket dengan rem tangan. Oleh karena itu rem tromol pada roda belakang akan bekerja untuk pengereman dan juga bekerja ketika rem tangan diaktifkan. Keduanya hanya berbeda cara atau mekanisme kerjanya.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Ketika rem tangan atau tuas rem tangan ditarik, maka brake parking cabel akan tertarik. Gaya tarik ini akan diteruskan untuk menarik brake parking lever. Akibatnya brake shoe bagian depan akan terdorong keluar dan bergesekan dengan tromol.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Ketika brake shoe bagian depan sudah mentok, maka brake parking lever mengungkit dan mendorong brake shoe bagian belakang agar bergerak keluar mendekati tromol. Akibatnya kedua kampas rem akan bergesekan dengan brake drum.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Gesekan ini yang kemudian dimanfaatkan untuk menahan brake drum agar tidak berputar. Kendaraan akan berhenti meskipun pada posisi yang tidak rata. Dengan begitu proses kerja rem tangan atau rem parkir pada rem tromol dapat bekerja.</div></font></li><li><font face="georgia"><div style="text-align: justify;">Saat tuas rem tangan dirilis atau dilepaskan, maka brake parking cable akan mengendor. Mengendornya brake parking cable menyebabkan return spring mampu mengalahkan tekanan brake parking lever sehingga brake shoe akan kembali ke posisi semula. Dengan kata lain tidak ada yang menekan tromol rem sehingga tromol dapat berputar bebas.</div></font></li></ol></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/ZOcg_-ClYvw" width="320" youtube-src-id="ZOcg_-ClYvw"></iframe></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></font>

Mengenal Cara Kerja Rem Tromol

Cara kerja rem tromol memanfaatkan gesekan yang terjadi antara kampas rem dengan tromol yang berbentuk mangkuk. Gesekan ini akan mengubah en...

Baca selengkapnya »

Mengenal Cara Kerja Rem Cakram

<div style="text-align: justify;"><font color="#ff0000" face="helvetica"><b>Cara Kerja Rem Cakram</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Rem cakram atau disc brake adalah salah satu jenis sistem rem yang menggunakan piringan cakram sebagai bidang gesek untuk menghentikan atau mengurangi laju kendaraan. Prinsip kerjanya memanfaatkan perubahan energi mekanik menjadi energi panas.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica" style="background-color: #01ffff;">Lalu bagaimana cara kerja rem cakram?</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-so99aK-m0a8/XyRzBH1sb7I/AAAAAAAAC34/JguRUte7viUwPRl8RFdOaNAHjtYI2kyswCLcBGAsYHQ/s852/a1.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="369" data-original-width="852" src="https://1.bp.blogspot.com/-so99aK-m0a8/XyRzBH1sb7I/AAAAAAAAC34/JguRUte7viUwPRl8RFdOaNAHjtYI2kyswCLcBGAsYHQ/s640/a1.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: #fcff01;">Gambar prinsip kerja rem cakram</span><br /><br /></td></tr></tbody></table>Rem cakram banyak digunakan pada berbagai kendaraan terbaru. Hal ini dikarenakan tampilan kendaraan semakin sporty. Selain itu dari segi kinerja, rem cakram memiliki kemampuan pengereman yang efektif. Rem cakram tidak membutuhkan jarak untuk menghentikan laju kendaraan. Oleh karena itu dari segi keamanan, rem cakram sangat terjamin.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Rem cakram yang digunakan pada umumnya adalah sistem rem hidrolik. Sistem hidrolik memanfaatkan hukum pascal dimana fluida yang ditekan akan menyebar secara merata ke segala arah. Tenaga hidrolik ini yang dimanfaatkan untuk menggerakkan piston untuk menekan kampas rem.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Cara kerja rem cakram sebenarnya sangat sederhana. Tenaga hidrolik yang dibangkitkan oleh mekanisme rem akan diteruskan menuju kaliper rem. Selanjutnya piston akan menekan kampas rem sehingga menjepit dan bergesekan dengan piringan cakram sehingga laju kendaraan dapat dikurangi atau berhenti. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><b><font color="#ff0000">Prinsip Kerja Rem Cakram</font></b></span></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Prinsip kerja rem cakram yaitu memanfaatkan perubahan energi dari energi mekanis menjadi energi panas. Energi panas akan tercipta dari gesekan antara komponen statis rem dengan komponen dinamis rem. Gesekan yang timbul antara keduanya akan menimbulkan panas. Komponen statis berasal dari kampas rem. Sementara komponen dinamis berasal dari piringan cakram.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Gesekan ini akan menyebabkan penurunan kecepatan rotasi atau energi mekanik. Rem cakram bekerja dengan metode jepitan yang mana kampas rem akan menjepit piringan cakram yang terhubung dengan putaran roda. Putaran piringan cakram akan menurun sesuai besarnya energi gesek yang timbul. Semakin besar energi gesek maka semakin cepat putaran turun sehingga terjadilah proses pengereman.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Pada umumnya yang banyak digunakan pada kendaraan adalah rem cakram tipe hidrolis. Oleh karena itu berikut pembahasan mengenai cara kerja rem cakram hidrolis.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>1. Saat Pedal Rem Diinjak</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Saat pedal rem diinjak maka pushrod akan tertekan dan mendorong piston yang berada didalam master silinder. Didalam master silinder rem inilah terjadi perubahan energi mekanik menjadi energi fluida yang berasal dari minyak rem. Tekanan piston menyebabkan fluida atau minyak rem tertekan dan menghasilkan tenaga hidrolik.</font></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-3QBRsKvalDo/XyRzpRHCsFI/AAAAAAAAC4A/9mFSM6o6QYcIKLXUqBk01EmdTjgf9bs5gCLcBGAsYHQ/s282/a2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="282" data-original-width="265" src="https://1.bp.blogspot.com/-3QBRsKvalDo/XyRzpRHCsFI/AAAAAAAAC4A/9mFSM6o6QYcIKLXUqBk01EmdTjgf9bs5gCLcBGAsYHQ/s0/a2.png" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: #fcff01;">Gambar rem cakram saat pedal di injak</span><br /></td></tr></tbody></table><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Sesuai dengan hukum pascal, maka fluida yang tertekan akan mengalir ke segala arah dengan besar dan kekuatan yang sama. Tekanan fluida yang dihasilkan oleh master silinder kemudian diteruskan menuju kaliper rem melalui selang. Apabila terdapat empat kaliper maka tenaga hidrolik akan dialirkan ke empat kaliper dengan besaran yang sama.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Tenaga hidrolik yang berada di kaliper akan dirubah kembali menjadi tenaga mekanik untuk mendorong kampas rem. Tekanan hidrolik akan mendorong kampas rem agar menjepit piringan cakram. Semakin besar tekanan hidrolik maka brake pad akan semakin kuat menjepit piringan cakram. Akibatnya rotasi piringan cakram akan diperlambat akibat adanya gaya gesek yang timbul antara piringan cakram dengan kampas rem.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">cara kerja rem cakram</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font color="#2b00fe" face="helvetica"><b>2. Saat Pedal Rem Dilepas</b></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Saat pedal rem dilepas maka pushrod akan kembali ke tempat semula. Akibatnya akan tercipta kevakuman yang akan membuat minyak rem terhisap kembali ke master silinder rem. Tidak adanya tekanan hidrolik menyebabkan piston dan brake pad kembali ke posisi semula. Akibatnya piringan cakram akan kembali berputar bebas.</font></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-rjEwp00rBls/XyRzy2Ao7HI/AAAAAAAAC4E/8WTYiOBXCqAmcKfEust-eY23PqDEzJJ4wCLcBGAsYHQ/s278/a3.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="278" data-original-width="265" src="https://1.bp.blogspot.com/-rjEwp00rBls/XyRzy2Ao7HI/AAAAAAAAC4E/8WTYiOBXCqAmcKfEust-eY23PqDEzJJ4wCLcBGAsYHQ/s0/a3.png" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: #fcff01;">Gambar rem cakram saat pedal di lepas<br /></span></td></tr></tbody></table><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Oleh karena itu pada rem cakram hidrolis, minyak rem memiliki peranan yang sangat penting. Minyak rem berfungsi untuk memindahkan tenaga dari injakan pedal rem agar dapat digunakan oleh kaliper untuk menghentikan atau memperlambat laju piringan cakram. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Dengan begitu maka kondisi minyak rem harus selalu dijaga baik kuantitas maupun kualitas. Hal ini bertujuan agar tekanan hidrolik yang dihasilkan maksimal sehingga sistem rem cakram dapat bekerja secara efektif dan efisien.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Untuk kaliper rem cakram yang banyak digunakan ada dua jenis yaitu tipe floating dan tipe double piston. Kaliper tipe floating memiliki satu piston yang akan menekan kampas rem pada sisi dalam. Sementara kampas rem sisi luar akan terdorong dengan sendirinya oleh kaliper melayang. Akibatnya kedua kampas akan menjepit piringan cakram.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="helvetica">Semetara itu kaliper rem tipe double piston memiliki dua buah piston. Kedua piston ini akan menekan kampas dari kedua sisi. Oleh karena itu daya pengereman lebih besar dan banyak digunakan pada kendaraan offroader atau big SUV.</font></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div> <iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ar5j1mUdFA8" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>

Mengenal Cara Kerja Rem Cakram

Cara Kerja Rem Cakram Rem cakram atau disc brake adalah salah satu jenis sistem rem yang menggunakan piringan cakram sebagai bidang gesek un...

Baca selengkapnya »

Perawatan atau Pemeliharaan Booster Rem

<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Perawatan atau pemeliharaan booster adalah dengan memastikan tidak terdapat kebocoran pada bodi booster, selang vacum, membran maupun katup sehingga booster bekerja dengan baik. </span></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-502eAwpOoKw/XyGvrsYhR8I/AAAAAAAACLg/lChE-sdevS05JmljgTQWghWvm5XDuGR3QCLcBGAsYHQ/s1024/17.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="354" data-original-width="1024" src="https://1.bp.blogspot.com/-502eAwpOoKw/XyGvrsYhR8I/AAAAAAAACLg/lChE-sdevS05JmljgTQWghWvm5XDuGR3QCLcBGAsYHQ/s320/17.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: small;">Gambar 1. Konstruksi booster rem</span></td></tr></tbody></table><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Pemeriksaan kinerja booster di kendaraan dapat dilakukan dengan menekan pedal rem beberapa kali pada saat belum hidup, langkah maksimal pedal harus tetap dan tidak berubah pada injakan pertama, kedua dan seterusnya. Kemudian tekan pedal dan tahan kemudian mesin dihidupkan. Jika booster bekerja maka pedal akan bereaksi turun sedikit dengan perlahan. </span></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ILWIwwLaLV4/XyGxbEZEPqI/AAAAAAAACMA/qA43I3evxB0Q7lLZvDPgUuc8bR_zw3bmACLcBGAsYHQ/s850/20.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="567" data-original-width="850" src="https://1.bp.blogspot.com/-ILWIwwLaLV4/XyGxbEZEPqI/AAAAAAAACMA/qA43I3evxB0Q7lLZvDPgUuc8bR_zw3bmACLcBGAsYHQ/s320/20.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: small;">Gambar 2. Letak komponen booster rem</span></td></tr></tbody></table></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Pengecekan yang lainnya adalah pengecekan kebocoran/ kekedapan udara, yaitu dengan cara mesin dihidupkan 1-2 menit, tekan pedal beberapa kali perlahan-lahan. Jika tekanan pertama lebih jauh dari pada tekanan kedua dan ketiga kondisi booster baik. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Gambar di bawah ini mengilustrasikan pemeriksaan booster tersebut. Selanjutnya pedal kita tekan saat mesin hidup kemudian kita tahan, kemudian mesin dimatikan pedal ditahan sekitar 30 detik. Booster baik jika posisi pedal harus tidak ada perubahan, dan jika pedal dilepas dan diinjak kembali maka pedal akan tertahan pada ketinggian yang lebih tinggi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-yxbWqfH2LME/XyGwbPLgRRI/AAAAAAAACLo/h29xnQGT4UwWCq5vIsa6VJoqkJPuGBvXQCLcBGAsYHQ/s779/18.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="285" data-original-width="779" src="https://1.bp.blogspot.com/-yxbWqfH2LME/XyGwbPLgRRI/AAAAAAAACLo/h29xnQGT4UwWCq5vIsa6VJoqkJPuGBvXQCLcBGAsYHQ/s320/18.png" width="320" /></a></div></span></div><div style="text-align: center;"><font face="verdana" size="2">Gambar 3. Ilustrasi pengecekan kinerja dan kekedapan booster</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Jika dari pengecekan di atas terdapat ketidak normalan maka pemeriksaan lainnya adalah dengan mendengarkan secara seksama saat pedal diinjak dan dibebaskan, apakah terdengar suara desis yang tidak seharusnya ada, dan kapan bunyi desis itu terdengar. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Pemeriksaan lebih teliti dapat dilakukan dengan memberikan kevacuman tertentu dan melihat dan atau mengukur panjang langkah reaksi pushrod-nya. Hasil yang didapat dibandingkan dengan spesifikasi pada panduan servisnya. Jika nilainya tidak sesuai mengindikasikan adanya kerusakan atau kebocoran. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Bagian booster yang diperiksa adalah katup satu arah. Katup dikatakan bekerja dengan baik jika, katup ditiup dari luar ke dalam tertutup dan jika ditiup dari dalam keluar katup terbuka. Pastikan letak katup satu arah, apakah ada pada selang vacuum atau menempel pada bodi booster. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Gambar di bawah ini mengilustrasikan pemeriksaan katup satu arah yang menempel pada bodi booster<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-wcpjUegUA3w/XyGxgHIR_gI/AAAAAAAACME/tljbpzhe5fY5tFUwJ0JCqYfh7QGnmrxnQCLcBGAsYHQ/s349/19.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="255" data-original-width="349" src="https://1.bp.blogspot.com/-wcpjUegUA3w/XyGxgHIR_gI/AAAAAAAACME/tljbpzhe5fY5tFUwJ0JCqYfh7QGnmrxnQCLcBGAsYHQ/s320/19.png" width="320" /></a></div></font></div><div style="text-align: center;"><font face="verdana" size="2">Gambar 4. Ilustrasi pengecekan kinerja katup satu arah booster </font></div>

Perawatan atau Pemeliharaan Booster Rem

Perawatan atau pemeliharaan booster adalah dengan memastikan tidak terdapat kebocoran pada bodi booster, selang vacum, membran maupun katup ...

Baca selengkapnya »

Mekanisme Pengoperasiannya Rem

<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Berdasar jenis mekanisme pengoperasiannya rem dikelompokkan menjadi mekanik, hidrolik, pneumatik, hidro-pneumatik dan elektronik. </span></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: verdana;">Pada sepeda motor masih banyak menggunakan sistem mekanis, baik mekanik batang maupun kabel (push-pull cable).</span></li><li><span style="font-family: verdana;">Pada kendaraan ringan yang paling banyak digunakan adalah sistem hidrolik dibantu dengan booster pneumatik untuk sistem rem utamanya, sedangkan untuk rem parkir menggunakan sistem mekanis. </span></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Pola dasar sistem hidrolik kendaraan ringan ada dua macam yaitu pola H dan pola X. Pada pola H, caliper ke dua roda depan disuplai dari sumber tekanan master silinder yang berbeda dengan wheel cylinder kedua roda belakang. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Pada pola X, keluaran dari master silinder masing-masing menyuplai caliper dan wheel cylinder secara diagonal (depan kanan-belakang kiri dan depan kiri-belakang kanan). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Gambar berikut ini menunjukkan lebih jelas mekanisme hidrolik dasar pada kendaraan </span></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-2DZZrVH1INU/XyGpQNj5sHI/AAAAAAAACKU/HD2jARhPbsMH10x9iRkmITA1pfd0IfVyQCLcBGAsYHQ/s648/8.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="648" src="https://1.bp.blogspot.com/-2DZZrVH1INU/XyGpQNj5sHI/AAAAAAAACKU/HD2jARhPbsMH10x9iRkmITA1pfd0IfVyQCLcBGAsYHQ/s320/8.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: justify;"><font size="2">Gambar 1. Konstruksi sistem mekanisme rem hidrolik pada kendaraan</font></span></td></tr></tbody></table></font></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><blockquote>Komponen sistem mekanisme rem hidrolik pada aplikasinya meliputi : pedal, booster, master cylinder, brake lines & brake fluid, proportioning valve, wheel cylinder/ caliper. </blockquote></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Pedal rem merupakan pesawat sederhana (pengungkit) yang digunakan untuk meringankan gaya penekanan. Panjang lengan kuasa dikonstruksi lebih panjang daripada penjang lengan beban, agar didapatkan keuntungan mekanis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-WcTNcYMxUnc/XyGpfwRSvwI/AAAAAAAACKc/CjzDEfTS36wY78rExnIwKDjzlO-K_2VgwCLcBGAsYHQ/s369/9.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="369" data-original-width="338" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-WcTNcYMxUnc/XyGpfwRSvwI/AAAAAAAACKc/CjzDEfTS36wY78rExnIwKDjzlO-K_2VgwCLcBGAsYHQ/s320/9.png" /></a></div></span></div><div style="text-align: center;"><font face="verdana"><font size="2">Gambar2. Skema konstruksi pedal rem</font></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Booster digunakan untuk meringankan pengemudi dalam menekan pedal rem. Prinsip kerja booster adalah memanfaatkan perbedaan tekanan antara dua ruangan, constant pressure chamber dan variable pressure chamber. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Pengaturan dilakukan dengan valve/ katup yang didorong oleh pedal melalui valve operating rod. Konstruksi booster dapat dilihat pada gambar berikut ini:<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-S7Qcuf8WNfc/XyGpkY0av5I/AAAAAAAACKg/XBuMn4dgYw4tzTh1Tcbh-3oW68bjnNzAwCLcBGAsYHQ/s941/10.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="582" data-original-width="941" src="https://1.bp.blogspot.com/-S7Qcuf8WNfc/XyGpkY0av5I/AAAAAAAACKg/XBuMn4dgYw4tzTh1Tcbh-3oW68bjnNzAwCLcBGAsYHQ/s320/10.png" width="320" /></a></div></font></div><div style="text-align: center;"><font face="verdana" size="2">Gambar 3. Skema konstruksi booster</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Master silinder digunakan sebagai pembangkit gaya fluida. Konstruksi master silinder pada kendaraan ringan mayoritas tandem, yaitu dalam dua unit master silinder (primer dan sekunder) di satukan dalam satu unit konstruksi dengan dipasang berurutan/ sebaris. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi konstruksi master cylinder tersebut. Unit master silinder dilengkapi dengan tangki cairan sebagai persediaan agar kebutuhan cairan rem selalu terpenuhi. Terdapat sensor pemantau level cairan rem, jika cairan rem kurang, maka indikator rem di dashboard (menjadi satu dengan indikator rem parkir) akan menyala.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-AUr4bgelGPo/XyGppbeNfmI/AAAAAAAACKk/hRTgTqX5ATM1P8hnW9dRaSgdNYrexBcvQCLcBGAsYHQ/s730/11.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="474" data-original-width="730" src="https://1.bp.blogspot.com/-AUr4bgelGPo/XyGppbeNfmI/AAAAAAAACKk/hRTgTqX5ATM1P8hnW9dRaSgdNYrexBcvQCLcBGAsYHQ/s320/11.png" width="320" /></a></div><font size="2"><div style="text-align: center;">Gambar 4. Konstruksi master cylinder tandem</div><div style="text-align: center;"><br /></div></font></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-T59LkKgshTg/XyGpuY0Q2PI/AAAAAAAACKo/e0pb4IaIBhwi7ZOWDzGY5BQuNnlDsa0lwCLcBGAsYHQ/s632/12.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="620" data-original-width="632" src="https://1.bp.blogspot.com/-T59LkKgshTg/XyGpuY0Q2PI/AAAAAAAACKo/e0pb4IaIBhwi7ZOWDzGY5BQuNnlDsa0lwCLcBGAsYHQ/s320/12.png" width="320" /></a></div><font size="2"><div style="text-align: center;">Gambar 5. Bagian-bagian master cylinder</div><div style="text-align: center;"><br /></div></font></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Master cylinder menghasilkan tekanan hidrolik saat pedal ditekan. Tekanan hidrolik keluar melalui check valve dan jalur pemipaan ke wheel cylinder. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Check valve berfungsi untuk menjaga agar tekanan fluida di jalur pipa terjaga pada tekanan tertentu. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Terjaganya tekanan pada pipa menjadikan respon pengereman lebih cepat dan mencegah masuknya udara ke saluran cairan rem yang dapat mengganggu kinerja sistem hidrolik. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-JEGVsl3pBcY/XyGpy6aZ6TI/AAAAAAAACKw/T_GnjkV6H947fq1lRDdyfwgx5UaCKVHkwCLcBGAsYHQ/s490/13.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="439" data-original-width="490" src="https://1.bp.blogspot.com/-JEGVsl3pBcY/XyGpy6aZ6TI/AAAAAAAACKw/T_GnjkV6H947fq1lRDdyfwgx5UaCKVHkwCLcBGAsYHQ/s320/13.png" width="320" /></a></div></font></div><div style="text-align: center;"><font face="verdana" size="2">Gambar 6. Konstruksi check valve</font></div><div style="text-align: center;"><font face="verdana" size="2"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Konstruksi check valve dapat dilihat pada gambar di atas. Pada saat tekanan master terbangkitkan, cairan rem mengalir dan mendorong check valve terbuka, sehingga cairan rem mengalir lewat bagian tengah katup.</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Pada saat pedal dilepas, tekanan master turun dan aliran cairan rem kembali dari chamber H ke chamber M melalui point A karena katup tertutup. Point A akan membentuk saluran (terbuka) jika tekanan chamber H lebih tinggi dari tekanan pegas check valve. Saat tekanan fluida di chamber H sama dengan tekanan pegas check valve, maka point A akan tertutup. Cairan rem (brake fluid) mengalir ke wheel cylinder melalui selang fleksibel dan pemipaan. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Selang fleksibel dipasang pada pemipaan yang menuntut adaptasi gerak, yaitu didekat roda, karena roda posisinya variatif oleh adanya sistem suspensi dan kemudi. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Cairan rem pada umumnya kendaraan ringan menggunakan cairan rem netral, yaitu DOT 3. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Cairan dituntut mempunyai karakteristik khusus untuk memenuhi tujuan penggunaannya, yaitu sebagai cairan tenaga, yang salah satunya harus mempunyai titik didih yang tinggi. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Jika cairan rem sampai mendidih dan menguap, maka akan menyebabkan vapor lock, yang menyebabkan tekanan tidak akan diteruskan secara optimal dan bahkan sama sekali tidak diteruskan. Vapor lock terjadi jika kerja rem berlebihan, adanya panas dari imbas gesekan abnormal pada tromol/cakram, dan atau karena memburuknya kualitas cairan rem. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Udara atau uap dalam sistem hidrolik sangat mengganggu, oleh karena itu perlu tindakan “bleeding” yaitu mengeluarkan udara dari dalam sistem hidrolik.</blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Pengubah tekanan fluida menjadi gerak mekanis adalah wheel cylinder atau caliper. Tekanan fluida diubah menjadi gerak mekanis oleh piston dan diteruskan ke brake pad atau brake shoe. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi konstruksi wheel cylinder. Jenis wheel cylinder ada single action (satu piston) dan double action (dua piston). </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-bBWOvtZD2dU/XyGp6jI3JQI/AAAAAAAACK8/x0V3n-xb0DAyIA23wUhfrlPGZG7ys0iygCLcBGAsYHQ/s686/14.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="259" data-original-width="686" src="https://1.bp.blogspot.com/-bBWOvtZD2dU/XyGp6jI3JQI/AAAAAAAACK8/x0V3n-xb0DAyIA23wUhfrlPGZG7ys0iygCLcBGAsYHQ/s320/14.png" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><font size="2">Gambar 7. Konstruksi wheel cylinder</font></div><div style="text-align: center;"><font size="2"><br /></font></div></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi konstruksi caliper untuk roda depan dan belakang. Konstruksi caliper roda belakang terintegrasi dengan mekanisme rem parkir<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-z8agkI3eNlA/XyGp-jE0H1I/AAAAAAAACLE/bjsYL_KrlvAVac1BTBpbIwyJOey29A1-wCLcBGAsYHQ/s713/15.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="282" data-original-width="713" src="https://1.bp.blogspot.com/-z8agkI3eNlA/XyGp-jE0H1I/AAAAAAAACLE/bjsYL_KrlvAVac1BTBpbIwyJOey29A1-wCLcBGAsYHQ/s320/15.png" width="320" /></a></div></font></div><div style="text-align: center;"><font face="verdana" size="2">Gambar 8. Konstruksi caliper roda depan dan belakang</font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana" size="2"><br /></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Rem parkir (parking brake) pada umumnya diaktifkan dengan dioperasikan menggunakan tangan, sehingga sering disebut juga hand brake. </font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana"><blockquote>Rem parkir digunakan untuk menahan kendaraan saat berhenti agar tidak bergeser/ bergerak akibat posisi jalan atau sebab lain. </blockquote></font></div><div style="text-align: justify;"><font face="verdana">Meaknisme rem parkir menggunakan sistem mekanis, baik untuk model tromol maupun cakram. Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi mekanisme sistem rem parkir<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-aSxM2JT381E/XyGsLpVkqFI/AAAAAAAACLU/CtZHQAhqbTINlDPtPYkTsLcFZnU02JE4wCLcBGAsYHQ/s847/16.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="422" data-original-width="847" src="https://1.bp.blogspot.com/-aSxM2JT381E/XyGsLpVkqFI/AAAAAAAACLU/CtZHQAhqbTINlDPtPYkTsLcFZnU02JE4wCLcBGAsYHQ/s320/16.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Gambar 9. Mekanisme rem parkir</span></td></tr></tbody></table></font></div>

Mekanisme Pengoperasiannya Rem

Berdasar jenis mekanisme pengoperasiannya rem dikelompokkan menjadi mekanik, hidrolik, pneumatik, hidro-pneumatik dan elektronik.  Pada sepe...

Baca selengkapnya »