GuidePedia

0
Antilock brake system (ABS) adalah salah satu jenis rem pada kendaraan. Fungsi antilock brake system (ABS) adalah agar tidak timbul atau terjadi penguncian pada roda ketika terjadi pengereman yang kuat dan keras. Oleh karena itu dengan adanya ABS atau antilock brake system maka traksi roda terhadap jalan akan semakin kuat sehingga pengereman dapat diteruskan secara sempurna untuk menghentikan kendaraan.

Sistem rem ABS merupakan salah satu perkembangan pada sistem rem yang digunakan pada kendaraan. Rem ABS atau antilock brake system merupakan sistem rem yang dikontrol secara elektronik. Kinerja utama dikontrol oleh ECU atau control module yang menyesuaikan dengan kebutuhan kendaraan.

Pada rem ABS atau antilock brake system terdapat beberapa komponen. Komponen antilock brake system (ABS) ini membentuk mekanisme elektronik sehingga rem ABS atau antilock brake system dapat bekerja sesuai peruntukannya. Komponen-komponen rem ABS atau antilock brake system terdiri dari control module, sensor, pompa, serta katup. 

Cara kerja rem antilock brake system (ABS) sebenarnya sangat sederhana. Rem ABS atau antilock brake system mengatur aliran minyak fluida yang mengalir ke silinder roda. Ketika sensor mendeteksi roda mengunci maka aliran fluida ke silinder roda akan diputus. Sementara itu ketika roda tidak mengunci maka aliran fluida dialirkan kembali ke silinder roda sehingga pengereman kembali terjadi.

Fungsi Antilock Brake System (ABS)
Fungsi antilock brake system (ABS) adalah untuk mencegah terjadinya penguncian roda atau wheel lock up saat dilakukan pengereman mendadak dan keras dengan mengatur aliran minyak pada silinder roda yang dikontrol secara elektronik. Hal ini berguna agar kendaraan tidak terjadi selip atau meluncur ketika dilakukan pengereman yang keras.

Kelebihan dan Kekurangan Antilock Brake System (ABS)Sedikit berbeda dengan sistem rem hidrolik dan rem manual, pada rem ABS akan menghasilkan pengereman yang lebih baik. Apabila menggunakan rem manual maka ketika terjadi pengereman mendadak dan roda terkunci dapat menimbulkan pengendalian kendaraan yang sulit serta menyebabkan kendaraan tergelincir. Untuk lebih jelasnya berikut pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan ABS.

1. Kelebihan Antilock Brake System (ABS)
Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan beberapa kelebihan dari rem ABS atau antilock brake system yang digunakan pada kendaraan.
  • Stabilitas kendaraan yang terjaga
  • Pengemudian kendaraan yang stabil
  • Jarak pengereman yang lebih pendek
  • Pengereman yang lebih efektif dan efisien
2. Kekurangan Antilock Brake System (ABS)
Namun dari berbagai kelebihan dari rem ABS atau antilock brake system juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut merupakan kekurangan rem ABS atau antilock brake system pada kendaraan.
  • Sparepart mahal
  • Biaya perawatan lebih mahal
  • Perawatan yang lebih sulit
Tipe Anti-lock Brake System
  1. Tipe 4 Sensor 4 Chanel (Independent Control Type). Tipe ini mempunyai empat sensor roda dan 4 hidrolik control chanel dan masing-masing mengontrol sendiri. Kendaraan yang dilengkapi dengan 4 chanel ABS mengaplikasikan pilihan Low Logic pada roda belakang untuk menjaga kestabilan dalam berbagai kondisi.
  2. Tipe 4 Sensor 3 Chanel (Roda depan: Independent Control, Roda belakang: Select Low Control), Digunakan umunya pada kendaraan bertipe mesin FF, karena bobot kendaraan terpusat hamper 70% didepan saat kendaraan dilakukan pengereman. Oleh karena itu pada saat pengereman, roda belakang hanya menyesuaikan tekanan pengereman saat roda-roda mengalami penguncian.
  3. Tipe 4 Sensor 3 Chanel (Roda depan: Independent Control, Roda belakang: Select Low Control) H-Brake Line an X-Brake Line. Tipe ABS H-Line ini, dua chanel dipakai unuk roda depan dan lainnya untuk mengontol roda belakang yang dikontrol menggunakan a select low control logic. Untuk system X-Brake Line 2 chanel (2 ports didalam unit ABS) mengontrol tekanan pada roda belakang, karena masing-masing roda belakng mempunyai jalur pengontrolan sendiri-sendiri.
  4. Tipe 1 Sensor 1 Chanel (Roda belakang: Select Low Conrol) Pada system ini, prinsip kerja sama dengan H-Brake Line akan tetapi ada penambahan wheel speed sensor pada differential axle.
Komponen Anti Lock Brake System (ABS)
Pada rem ABS atau antilock brake system terdapat beberapa komponen. Beberapa komponen rem ABS atau antilock brake system mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Berikut merupakan komponen antilock brake system (ABS) yang digunakan pada kendaraan

1. ABS Control Modul
ABS control modul merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk membandingkan informasi dari sensor ABS atau antilock brake system agar ABS dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Control module mendapat informasi dari sensor-sensor ABS, informasi tersebut kemudian diolah. Hasil olahan akan diubah untuk mengaktifkan berbagai actuator ABS.

Selain itu, ABS control module juga mengontrol durasi pengereman dan kinerja komponen ABS lain seperti pompa, dan lain sebagainya. Dengan begitu, kinerja ABS akan disesuaikan dengan kondisi kendaraan. Saat roda hampir mengunci maka ABS akan mengurangi tekanan rem untuk mencegah wheel lock. Apabila kecepatan bertambah atau putarannya bertambah maka tekanan fluida akan ditambah untuk mengurangi kecepatan kendaraan. Apabila kedua putaran roda sama maka control module akan mengaktifkan pressure hold off operation.

2. Solenoid Valve Assembly
Solenoid valve assembly merupakan salah satu komponen ABS yang memiliki fungsi untuk mengatur fluida yang mengalir ke silinder roda dengan membuka dan menutup saluran. Katup solenoid dikontrol oleh ABS control module agar menyesuaikan kebutuhan kendaraan. Pada sistem rem biasa, fluida akan diteruskan langsung dari master silinder ke silinder roda. Namun pada rem ABS atau antilock brake system, fluida akan diteruskan ke solenoid valve assembly untuk memanipulasi aliran fluida yang mengalir ke silinder roda.

Solenoid valve assembly biasanya terdapat beberapa saluran atau posisi. Saluran ini memiliki fungsi masing-masing. Berikut merupakan beberapa fungsi saluran pada solenoid valve assembly.

Posisi satu, memiliki fungsi sebagai increase pressure. Increase pressure merupakan posisi dimana kedua solenoid terbuka dan tekanan fluida diteruskan langsung ke silinder roda. Hal ini tentunya akan menghasilkan daya pengereman yang kuat.

Posisi dua, memiliki fungsi sebagai hold pressure steady. Hold pressure steady merupakan posisi dimana kedua solenoid tertutup sehingga tidak ada pergerakan tekanan fluid. Hal ini berfungsi untuk menghentikan kendaraan secara efisien.

Posisi tiga, memiliki fungsi sebagai decrease pressure. Decrease pressure merupakan posisi dimana solenoid pedal rem tertutup. Sementara itu solenoid ventilasi terbuka sehingga tekanan fluida akan dialirkan sebagian ke accumulator chamber. Hal ini akan menyebabkan tekanan pengereman berkurang sehingga daya pengereman juga akan berkurang. Selain itu hal ini berfungsi untuk mengatasi wheel locking.

3. Sensor Kecepatan Roda atau Speed Sensor
Sensor kecepatan roda atau speed sensor merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang mempuyai fungsi untuk mendeteksi kecepatan roda. Pada kendaraan biasanya terdapat empat sensor kecepatan atau speed sensor. Ke empat sensor mempunyai tugas untuk mendeteksi putaran pada masing-masing roda.

Informasi putaran roda atau kecepatan roda ini sangat penting bagi rem ABS. Dengan mengetahui kecepatan roda maka akan diketahui saat roda mengalami wheel locking. Hal ini yang menyebabkan terjadi selip dan dapat berbahaya apabila kendaraan terus meluncur. 

Prinsip kerja speed sensor sebenarnya sangat sederhana. Speed sensor terdiri dari komponen bergerigi dan pick up coil. 
Komponen bergerigi ini akan berputar mengikuti perputaran pada roda. Putaran ini akan memotong medan magnet yang dihasilkan oleh pick up coil sehingga menghasilkan tegangan. Tegangan ini yang akan dialirkan ke control module untuk proses selanjutnya.

4. ABS Pump
ABS pump atau pompa ABS merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk mengembalikan fluida bertekanan pada silinder roda. Pompa ABS berfungsi menggunakan energi listrik. Selain itu pompa ini dapat bekerja beberapa kali dalam selang wkatu tertentu. 

Pompa ABS akan berfungsi ketika terjadi penurunan tekanan hidrolik untuk mengatasi wheel locking. Saat roda sudah kembali berputar untuk mengurangi kecepatan kembali maka tekanan fluida harus dikembalikan secara cepat agar silinder roda dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu pompa ABS akan menekan fluida agar segera kembali ke silinder sehingga terjadi proses pengereman kembali.

5. Indikator ABS
Indikator ABS merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk memberitahukan kinerja sistem ABS pada pengemudi. Indikator ABS biasanya terdapat pada panel instrumen dan akan menyala ketika kunci kontak ON dan akan mati ketika mesin dinyalakan. 
Namun apabila terjadi kerusakan maka indikator ABS atau antilock brake system akan menyala berkedip sebagai tanda terjadi malfungsi atau kerusakan pada sistem ABS. Dengan begitu maka pengemudi dapat segera melakukan perbaikan sehingga keamanan berkendara tetap terjamin.

6. Hidraulic Brake Channel atau Electronic Brake Force Distribution
Hidraulic brake channel atau electronic brake force distribution merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk menyalurkan fluida bertekanan ke masing-masing roda sesuai dengan porsinya tersendiri. EBD biasanya terdiri dari 4 channel atau saluran yang menuju ke masing-masing silinder roda. Jadi setiap silinder roda mempunyai saluran tersendiri.

Hidraulic brake channelatau electronic brake force distribution berfungsi untuk membagi fluida bertekanan. Pada umumnya rem depan membutuhkan gaya penekanan yang lebih besar daripada rem belakang. Hal ini berguna untuk proses pengendalian kendaraan agar lebih mudah dan stabil. Oleh karena itu minyak rem bertekanan harus dibagi yang mana silinder roda rem depan diberikan porsi yang lebih banyak dibanding rem belakang.

7. Pedal Rem
Pedal rem merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system untuk meneruskan tenaga dari pengemudi ke mekanisme rem. Pedal rem sebenarnya salah satu komponen pada sistem rem yang wajib ada meskipun pada jenis rem manual atau rem lainnya. Pedal rem ini dihubungkan ke mekanisme master cylinder melalui push rod. Oleh karena itu ketika pedal rem diinjak, tenaga ini akan diteruskan untuk mendorong piston pada master cylinder untuk memberikan tekanan pada fluida minyak rem.

8. Master Cylinder
Master cylinder merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang memiliki fungsi untuk memberikan tekanan pada minyak fluida. Pada master cylinder, minyak rem akan dimampatkan sehingga memiliki tekanan. Pemampatan minyak rem ini dilakukan dengan piston yang didorong oleh pushrod yang terhubung dengan pedal rem. Minyak fluida bertekanan ini akan diteruskan ke mekanisme rem ABS.

9. Silinder Roda atau Wheel Cylinder
Wheel cylinder atau silinder roda merupakan salah satu komponen ABS atau antilock brake system yang mempunyai fungsi untuk mengubah tekanan hidrolis dari minyak rem menjadi gerakan mekanis yang akan mendorong kampas rem agar bergesekan dengan cakram. Gesekan ini yang akan membuat proses pengereman terjadi.

Cara Kerja Antilock Brake System (ABS)
Sebenarnya sebagian besar mengenai cara kerja antilock brake system (ABS) sudah dibahas diatas. Namun untuk lebih jelasnya berikut merupakan cara kerja ABS atau antilock brake system yang digunakan pada kendaraan.

1. Rem Bekerja Normal (ABS Tidak Berfungsi)
Karena sistem masukan yang berupa putaran rotor dan sensor tidak membaca terjadinya slip antara putaran masing-masing roda, sehingga control otomatis ABS tidak bekerja. Sistem pengereman pada proses kerja ini hanya berkerja seperti kendaraan yang tidak menggunakan ABS. Tekanan dari Master silinder diteruskan langsung menuju caliper rem.

2. Rem Bekerja (Tekanan Tetap / Roda Mulai Slip)
Sistem rem sudah mulai mengalami slip pada masing-masing roda, akan tetapi perbedaan putaran antara masing-masing roda tidak memberikan masukan yang cukup besar. Pengaturan fluida rem ini terjadi oleh pengaturan solenoid karena tekanan yang tetap pada keempat roda akibat penurunan tekanan oleh roda yang mulai selip tidak cukup besar. Aliran fluida rem dapat dilihat gambar diatas.

3. ABS Bekerja (Tekanan Menurun / Roda Slip Secara Cepat)
Putaran-putaran roda yang terjadi saat pengereman ini berbeda-beda, sehingga mengakibatkan roda-roda mengalami selip. Karena terjadinya putaran slip ini mengakibatkan tekanan yang dari master silinder akan membalik tidak dapat menuju caliper dan kembali ke by-pass check valve. Putaran yang berbeda tersebut dibaca oleh wheel speed sensor dan memberikan masukan ke modul ECU untuk memproses pemberian tekanan akibat perbedaan putaran. ECU yang telah menerima respon dari wheel speed sensor akan mengaktifkan motor dan pompa, sehingga tekanan akan disuplai kembali kedalam sistem rem. Akan tetapi pemberian tekanan ini tidak sepenuhnya tinggi tetapi putaran pompa diatur oleh ecu unuk berkerja secara fluktuatif agar roda-roda kendaraan tidak terjadi penguncian. Aliran fluida data dilihat pada gambar.

4. ABS Bekerja (Tekanan Meningkat / Roda Slip Sesaat)
ABS bekerja tekanan meningkat dan roda selip sesaat. Proses kerja ini terusan dari proses kerja ABS Tekanan Menurun dan Roda Slip Secara Cepat. Setelah perbedaan putaran dibaca oleh wheel speed sensor mendekati keseimbangan sensor memberikan input ke ECU dan selanjutnya ECU memberhentikan atau memutus aliran listrik ke motor dan pompa sehingga tekanan tinggi hanya disuplai oleh accumulator tanpa pompa dari ABS. Aliran dapat dilihat gambar diatas.

5. Rem Dilepas
Setelah wheel sensor membaca tidak ada lagi perbedaan putaran antara masing-masing roda, maka selanjutnya sistem ABS tidak berfungsi. Saat pedal rem dilepas, tekanan fluida rem dari caliper rem akan kembali lagi menuju master rem / reservoir tank. Aliran dapat dilihat pada gambar

Posting Komentar

Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…

 
Top