GuidePedia

0
A. Pendahuluan
Pada sistem pembakaran karburator, percampurannya masih sangat tergantung pada proses hisapan oleh gerak turun piston dan karakteristik karburator itu sendiri. Sering terjadi karena faktor-faktor tertentu dari karburator, campuran bisa lebih banyak bahan bakarnya dari pada udaranya (campuran seperti ini disebut dengan campuran kaya atau campuran gemuk) dan ada kalanya justru lebih banyak udaranya (campuran seperti ini disebut campuran miskin atau campuran kurus). 

Baik campuran gemuk maupun kurus sangat tidak diharapkan dalam proses kerja motor bakar karena, selain daya motor bakar yang dihasilkan tidak normal, bahan bakarnya menjadi boros dan hasil pembakarannya sangat tidak ramah lingkungan karena mengotori udara dengan masih adanya unsur H, C, maupun O yang terikat sempurna (gas CO, HC, NO×, SO×, PbO×). 

Pada sistem injeksi bahan bakar, masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar karena adanya tekanan (injeksi), sedang pada sistem bahan bakar mekanik (konvensional), masuknya bahan bakar karena adanya hisapan (kevakuman). Masuknya bahan bakar ke ruang bakar pada sistem injeksi bahan bakar dapat diatur secara mekanik (model lama) dan secara elektronik atau biasa disebut dengan EFI yaitu kependekan dari Electronic Fuel Injection (injeksi bahan bakar yang diatur atau diukur secara elektronik)

Dengan mengukur jumlah serta temperatur udara melalui analisis komputer, sejumlah bahan bakar di injeksikan sesuai dengan kebutuhan sehingga diharapkan campuran yang terjadi secara optimal, menjadi campuran yang ideal.

B. Pengertian Electronic Fuel Injection
EFI adalah sebuah kata singkatan dari Electronic Fuel Injection. Adapun pengertian dari EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, sehingga didapatkan daya motor yang optimal dengan pemakaian bahan bakar yang minimal serta mempunyai gas buang yang ramah lingkungan. 
Kelebihan dari sistem EFI dibandingkan dengan sistem konvensional degan memakai karburator antara lain :
  • Nilai campuran bahan bakar dan udara sesuai dengan kebutuhan mesin.
  • Campuran antara bahan bakar dan udara akan lebih homogen.
  • Pembakaran yang dihasilkan lebih baik.
  • Tenaga yang dihasilkan oleh mesin lebih optimal.
Emisi gas buang yang dihasilkan lebih rendah.Pada sistem EFI terdapat 3 sistem utama yaitu sistem bahan bakar (fuel system), sistem induksi udara (air induction system) dan sistem kontrol elektronik (electronic control system).

Ecu pada sistem EFI berfungsi sebagai otak atau pengontrol dari aktuator-aktuator. ECU akan mengontrol kinerja dari aktuator-aktuator berdasarkan data yang masuk dari sensor-sensor. Sedangkan aktuator sendiri adalah sebagai pelaksana atau komponen yang bekerja dan dikontrol oleh ECU. Contoh aktuator pada mesin EFI adalah injektor, ISC, ESA dan lain-lain.

C. Sistem Induksi Udara (Sistem Air Induction)
1.1. Fungsi Sistem Induksi
Sistem induksi berfungsi untuk menyalurkan udara segar dari luar untuk proses pembakaran dalam silinder. 
Mengukur jumlah (L-EFI) atau tekanan (D-EFI) udara yang masuk, dan diubah oleh sensor pada sistem induksi menjadi sinyal yang dikirim ke ECU untuk menambah atau mengurangi jumlah penginjeksian bahan bakar sesuai dengan kondisi beban. Disisi lain sistem induksi bekerja untuk mengatur posis idle dan putaran tinggi untuk meningkatkan efisiensi volumetrik engine.

2.2. Skema Aliran Sistem Induksi
Perbedaan engine tipe L-EFI dan D-EFI hanya terdapat pada sensor pengukuran udara yang masuk, pada komponen sensor maupun aktuator lain kedua tipe mesin EFI tetap sama. Sistem aliran udara dimulai dari aliran udara masuk dari filter udara dengan menyaring kotoran dan debu, air metering (Air Temperatur Sensor dan Air flow sensor pada L-EFI), menuju trottle body, intake manifold berupa sensor (Manifold Air Pressure pada D-EFI), dan ke ruang bakar. Skema aliran udara terlihat pada gambar dibawah ini.
a. Skema aliran sistem induksi tipe L-EFI


b. Skema aliran sistem induksi tipe D-EFI



Komponen sistem injeksi udara mesin EFI membedakan menjadi dua tipe EFI yaitu tipe L-EFI dan D-EFI. Sensor yang terdapat pada sistem induksi berfungsi untuk memonitor keadaan termperatur udara, aliran udara yang masuk atau tekanan kevakuman intake manifold, dan sensor posisi throttle. Sinyal dari sensor tersebut berguna untuk memasukan sinyal input ke ECU yang nantinya diolah dan digunakan kondisikan kerja aktuator.

2.3. Komponen Sistem Induksi Udara
Berikut ini adalah komponen-komponen sistem induksi kedua tipe EFI :
a. Filter Udara (Air Filter)
Udara bebas yang diserap bukan hanya terdiri dari oksigen tetapi terdapat kandungan udara yang lain dan kotoran atau debu, sedangkan kebutuhan udara yang dibutuhkan untuk pembakaran adalah udara bersih lebih spesifiknya oksigen. Udara yang masuk kedalam ruang bakar harus udara yang bersih, kotoran yang ikut masuk ke dalam ruang bakar menyebabkan pembakaran tidak sempurna. Alasan tersebut menjelaskan bahwa sistem induksi yang berfungsi mengalirkan udara kedalam ruang silinder juga harus bisa membersihkan udara yang masuk. Filter udara merupakan permulaan dimana udara luar masuk ke dalam sistem induksi. 
Filter udara berfungsi menyaring udara luar yang masuk ke dalam sistem induksi, adanya filter udara diharapkan udara yang masuk ke ruang bakar adalah udara yang bersih. 
Kotoran yang masuk dalam silinder tidak hanya mengotori ruang bakar tapi dapat membuat dinding silinder dan piston aus tergores debu yang masuk, jika dinding silinder sudah aus kotoran yang masuk dalam silinder akan menyebabkan oli kotor.

b. Sensor Temperatur Udara (Intake Air Temperature Sensor)
Intake air temperatur sensor (IAT sensor) berfungsi untuk mengukur temperatur udara yang masuk ke intake manifold, sinyal dari temperatur digunakan ECU salah satunya untuk mengatur jumlah penyemprotan bahan bakar di injektor. 
IAT Sensor pada mesin L-EFI menyatu dengan Air flow sensor Sensor dan berada disaluran antara filter udara dan throttle body, sedangkan pada mesin D-EFI sensor ini berada di belakang air filter.

c. Sensor Aliran Udara L-EFI (Air Flow Sensor)
Air flow sensor berfungsi untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam ruang silinder. 
Perubahan jumlah udara ini seiring dengan perubahan pembukaan throttle valve, perubahan jumlah aliran udara yang masuk juga merubah besarnya sinyal output air flow sensor ke ECU. Sensor ini berada di antara filter udara dan throttle body. Sensor air flow sensor memanfaatkan tahanan yang berubah-ubah untuk merubah tegangan output sesuai banyaknya aliran udara yang masuk. 
Air flow sensor sensor merupakan komponen vital untuk mesin L-EFI sehingga harus memiliki kriteria sebagai berikut :
  • Respon akurat terhadap berbagai aliran udara yagn masuk.
  • Respon cepat dan langsung terhadap berbagai perubahan yang capat pada aliran udara.
  • Proses sinyal mudah.Karakter tersebut digunakan sebagai syarat mutlak Air flow sensor untuk memaksimalkan sinyal input ke ECU.
d. Sensor Kevakuman D-EFI (Manifold Absolute Pressure Sensor)
Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP) ini adalah sensor yang digunakan untuk mengukur tekanan udara vakum di dalam intake manifold. Data dari sensor ini digunakan untuk mengatur timing pengapian berdasarkan beban kerja mesin.
Tekanan hisap (vakum) udara didalam intake manifold berbeda-beda sesuai dengan pembebanan pada mesin. Ketika mesin mati tekanan didalam intake manifold sama dengan tekanan diluar (tekanan atmosfir). Kevakuman besar terjadi ketika mesin hidup dan posisi throttle tertutup, sebagai contoh saat mesin deselerasi atau ketika terjadi pengereman. Kevakuman pada intake manifold akan menurun seiring katup throttle membuka semakin besar.
Kevakuman pada intake manifold tidak bisa menjadi vakum sempurna karena udara tetap ada yang masuk kedalam intake manifold, sebab saat mesin hidup jika saluran intake ditutup rapat maka mesin akan mati. Kevakuman dalam intake manifold ini diukur dengan menggunakan manifold absolute pressure sensor atau sering disebut MAP sensor. Sinyal output MAP sensor digunakan ECM untuk menentukan jumlah injeksi dan saat pengapian. MAP sensor dalam pengukuran jumlah udara yang masuk tidak terpengaruh terhadap kebocoran pada manifold dan perubahan tekanan udara luar dan komponen mekanis untuk mengukur jumlah udara lebih sedikit, sehingga lebih baik bila dibandingakan dengan air flow sensor.

e. Throttle Body
Throttle body pada mesin EFI berfungsi untuk mengatur besarnya jumlah udar yang masuk ke dalam silinder sesuai pembukaan throttle dan beban kendaraan. 
Throttle body bukan merupakan satu komponen tetapi gabungan dari beberapa komponen menjadi satu sistem. Throttle body terdiri dari beberapa bagian yaitu throttle valve (katup throttle), skrup penyetel putaran idle, throttle position sensor, air valve, dashport dan idle speed control.
1) Throttle valve dan idle speed adjusting screw
Throttle valve berfungsi mengatur besarnya udara yang masuk kedalam intake manifold berdasarkan besarnya penekanan pada pedal gas yang dikendalikan oleh pengemudi. 
Saluran udara throttle merupakan saluran utama untuk menyuplai udara ke dalam silinder. Ketika throttle valve menutup dan mesin menyala udara tidak dapat melewati saluran utama, sehingga mesin dipastikan mesin akan mati. Untuk mencegah terjadinya mesin mati maka diperlukan saluran udara langsung ke dalam intake manifold tanpa melewati throttle valve ketika menutup, atau dengan nama lain idle air by-pass.

Idle air by-pass berfungsi untuk menjaga putaran mesin ketika kondisi idle atau saat throttle valve menutup. 
Saluran udara by-pass ini juga terdapat idle speed adjusting screw (skrup penyetel putaran idle). Idle speed adjusting screw difungsikan sebagai pengatur besanya jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold melalui saluran by-pass. Saluran by-pass hanya berfungsi ketika throttle valve menutup penuh.

2) Throttle Position Sensor
Throttle Position Sensor (TPS) adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur derajat sudut buka dan tutup Throttle Valve (katup pedal gas). 
Throttle Position Sensor (TPS) terpasang pada throttle body dan selalu berhubungan dengan throttle valve. Throttle Position Sensor digunakan sebagai data oleh ECU untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan di injeksikan ke mesin.
Selain fungsi utama tersebut, ECM memfungsikan TPS untuk memberikan informasi tentang :
  • Engine mode ketika posisi throttle menutup (idle), setengah membuka, dan membuka penuh.
  • Kontrol emisi saat posisi throttle terbuka penuh dan saat switch AC mati.
  • Koreksi perbandingan campuran udara dan bahan bakar.
  • Koreksi peningkatan power pada mesin.
  • Mengontrol penghentian bahan bakar ketika deselerasi.3) Air Valve
Air valve berfungsi sebagai choke elektrik pada mesin EFI, yaitu dengan memberikan tambahan udara yang masuk ke dalam intake manifold ketika mesin dingin atau baru saja dihidupkan melalui saluran udara tersendiri tanpa melewati throttle. 
Dengan bertambahnya udara yang masuk maka ECM akan mendeteksi tambahan suplai udara dan RPM mesin akan meningkat. Jika mesin sudah mencapai temperatur kerja air valve akan menutup. Air valve tidak dikontrol oleh ECM melainkan dari kondisi panas mesin. Air valve memiliki dua tipe yaitu tipe bi-metal dan tipe coolant heated wax.

4) Idle Speed Control
Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengatur volume udara yang masuk ke dalam intake manifold melalui saluran by-pass yang dikontrol oleh ECM. 
Sekilas sama dengan air valve dan menggunakan saluran air valve tetapi yang membedakan antara ISC valve dan air valve adalah mekanisme pengontrolan, air valve tidak dikontrol oleh ECM dan hanya memanfaatkan beberapa komponen dalam sistem dimesin sedangkan kerja ISC valve sepenuhnya diatur oleh ECM. Air valve hanya berfungsi sebagai choke elektrik dan ISC valve untuk meningkatkan dan menurunkan putaran idle ketika mesin mendapat beban seperti beban dari sistem AC, beban dari transmisi otomatis, ataupun beban kelistrikan yang lain dan juga ada yang dapat berfungsi sebagai choke elektrik. Tanpa adanya ISC valve mesin yang mendapat beban saat putaran idle akan mati

f. Intake Manifold
Intake manifold merupakan saluran masuk udara kedalam masing-masing silinder, jumlah intake manifold sama dengan banyaknya silinder pada engine. 
Pada intake manifold terdapat ruang pengumpul udara supaya tidak terjadi fluktuasi aliran ketika langkah hisap yang menyebabakan getarana yang semakin besar pada mesin. Ruang penyetabil aliran udara ini disebut dengan Intake chamber, komponen ini berada pada diantara intake manifold dan throttle body. 
Intake manifold pada mesin EFI terbagi menjadi dua model, yaitu separate type dan integrated type. Separate type merupakan model intake manifold dan intake chamber yang terpisah, ketika ingin melepas intake chamber tidak perlu intake manifold. Sedangkan pada intake manifold integrated type antara intake manifold dan intake chamber menyatu, sehingga tidak dapat dibongkar sendiri-sendiri.

D. Sistem Bahan Bakar (Fuel System)
Perbedaan paling mendasar antara sistem karburator dengan sistem injeksi pada suplai system bahan bakar adalah pada sistem injeksi, suplai bahan bakar dari tangki bensin ke ruang bakar dikontrol secara elektronik oleh ECM, sedangkan pada sistem carburator, suplai bensin dari tangki ke ruang bakar masih dikontrol oleh kunci kontak. 
Fungsi sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki menuju ke injector.
2.1. Diagram system bahan bakar EFI
2.2. Komponen Sistem Bahan Bakar
a. Fuel Pump

Terdapat dua tipe pompa bahan bakar, yaitu pompa bahan bakar yang dipasang di dalam tangki dan pompa yang terpasang di luar tangki (in ine type). Kedua pompa tersebut sering disebut wet type karena motor bersatu dengan pompa dan bagian dalam pompa terisi dengan bahan bakar.
1) In tank type

Pompa diletakkan atau dipasang di dalam tangki bahan bakar, menggunakan turbine pump yang mempunyai keistimewaan getaran yang terjadi di dalam pompa kecil. Pompa ini terdiri atas : motor, check valve, relief valve dan filter.
2) In line type

Pompa bahan bakar tipe segaris dipasang di bagian luar tangki bahan bakar. Pompa ini terdiri atas motor dan unit pompa, check valve, relief valve, filter, dan silencer. Pompa terdiri atas : rotor yang diputar oleh motor, pump spacer yang berfungsi sebagai flange luar dan roller-roller sebagai seal antara rotor dan pump spacer. 

b. Fuel Filter
Fuel Filter berfungsi menyaring kotoran–kotoran dan partikel asing lainnya dari bensin supaya tidak masuk ke injektor. Fuel filterdipasangkan pada saluran tekanan tinggi dari fuel pump.
Fuel filter ada yang diletakkan di luar tangki bensin, ada juga yang diletakkan di dalam tangki bensin.

c. Fuel Pressure Regulator
Fuel Pressure Regulator berfungsi mengatur tekanan bensin yang ke injector – injector. Jumlah injeksi bensin dikontrol sesuai lama signal yang diberikan ECU ke injector. tekanan tetap pada injektor harus dipertahankan.
Karena adanya perubahan tekanan pada dan variasi perubahan vacuum intake manifold, jumlah bensin yang diinjeksikan sedkit berubah sekalipun signal injeksi dan tekanan bensin tetap. Agar jumlah injeksinya tepat, tekanan bensin harus dipertahankan pada 2,1 ~ 2,6 kg/cm2

d. Selang/ pipa bahan bakar (Fuel line)
Selang atau pipa bahan bakar berfungsi sebagai tempat untuk menyalurkan bahan bakar dari komponen sistem bahan bakar.e. Pipa pembagi/ penyalur (Fuel delivery pipe)

Pipa pembagi atau fuel delivery pipe merupakan komponen pada sistem bahan bakar yang berhubungan dengan injektor. Pipa pembagi bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke injektor.

f. Pulsation Damper
Pulsation damper terpasang pada delivery pipe berfungsi menyerap variasi tekanan bensin yang diakibatkan perubahan kevakuman intake manifold dan penginjeksian bensin oleh injector untuk membantu mempertahankan tekanan bensin pada 2,1–2,6 kg/cm2 di dalam pipa pembagi (delivery pipe)

g. Injector
Injektor adalah nosel electromagnet yang bekerjanya dikontrol oleh ECU untuk menginjeksikan bensin ke intake manifold. Injektor dipasangkan di ujung intake manifold dekat intake port(lubang pemasukan) dan dijamin oleh delivery pipe.

Apabila signal dari ECU diterima oleh coil solenoid, plunger tertarik melawan tegangan pegas. Needle valve dan plunger merupakan satu unit, maka valve juga tertarik dari dudukan dan bahan bakar akan diinjeksikan melalui ujung injector. Pengaturan volume bahan baker yang diinjeksikan sesuai dengan lamanya signal, sedangkan langkah needle valve tetap.

h. Cold start injektor
Cold start injector dipasang di bagian tengah air intake chamber, berfungsi untuk memperbaiki kemampuan mesin pada waktu masih dingin. 
Cold start injector bekerja selama mesin distart dan temperatur air pendingin masih rendah. Lamanya injeksi maksimum dibatasi oleh start injection time switch untuk mencegah penggenangan bahan bakar. Apabila kunci kontak diputar ke posisi ST, arus mengalir ke solenoid coil dan plunger akan tertarik melawan tekanan pegas, sehingga katup akan terbuka dan bahan bakar mengalir melalui ujung injector.

i. Cold start injector time switch
Fungsi cold start injector time switch adalah untuk mengatur lamanya injeksi maksimum dari cold start injector
Pada saat temperatur air pendingin masih rendah, kontak akan tertutup. Apabila kunci kontak diputar ke posisi ST, arus akan mengalir seperti pada gambar diatas dan bahan bakar akan diinjeksikan
Setelah mesin distarter dan kunci kontak pada posisi ON, injeksi dari cold start injector akan berakhir. Apabila starter motor berputar pada periode yang lama, memungkinkan penggenangan bahan bakar. Oleh karena itu pada saat arus mengalir melalui heat coil elemen bimetal menjadi panas dan kontak akan terbuka. Dengan demikian tidak ada arus yang mengalir ke cold start injector, sehingga lnjeksi bahan bakar terhenti.
j. Pipa pengembali bahan bakar (Return pipe)
Pipa pengembali bahan bakar berfungsi sebagai tempat menyalurkan kelebihan tekanan bakan bakar pada pipa pembagi untuk kembali ke dalam tangki bahan bakar
E. Sistem Pengontrol Elektronik (Electronic Control System)
ECU/ECM menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. 
Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.

Selain ECU yang berfungsi untuk mengontrol besar penginjeksian bensin dan seluruh aktivitas elektronik, pada mesin terdapat pula sensor – sensor selain yang sudah dijelaskan di atas yang berfungsi sebagai sistem koreksi air fuel ratio dan juga sebagai ignition control system. Sensor – sensor yang dimaksud akan dijelaskan bersama dengan electronic control system yang juga akan membahas lebih detail kerja daripada ECU.

Komponen Electronic Control System
1. ECT (Electronic Control Temperature)
ECT terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur. Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda.

ECT berfungsi mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi besar penginjeksian bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air pendingin mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.

2. TPS (Throttle Position Sensor)

Sensor posisi throttle dipasang jadi satu dengan throttle body. Sensor ini merubah sudut membukanya throttle menjadi tegangan dan mengirimkan ke ECU. Signal yang dikeluarkan oleh throttle position sensor ada dua, yaitu signal IDL dan signal PSW. Signal IDL digunakan untuk menghentikan aliran bahan bakar dan signal PSW untuk menambah injeksi bahan bakar3. VSS (Vehicle Speed Sensor)

Sensor ini dipasangkan pada transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis VSS yang digunakan adalah tipe MRE ( Magnetic Resistance Element ). Signal yang dihasilkan oleh VSS berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat di speed sensor pada panel instrument) gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi sinyal digital yang kemudian dikirim ke ECU.

4. CMP (Camshaft Position Sensor)
Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. 

CMP sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki. Signal digital dari CMP ini, oleh ECU digunakan untuk memproses kerja dari sistem EFI bersama-sama dengan signal dari sensor CKP.

5. CKP ( Crankshaft Position Sensor ) 
Crankshaft Position Sensor (CKP) adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran mesin (RPM). Sesuai namanya, sensor ini akan mengukur putaran crankshaft (poros engkol) guna mengetahui kecepatan mesin per satuan waktu putaran.
CKP terdiri dari magnit dan coil yang ditempatkan di bagian bawah timing belt pulley atau dibelakang V-belt pulley. Saat mesin berputar CKP menghasilkan pulsa tegangan listrik. Sensor CKP digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal dari CKP sensor dikirim ke ECU untuk menentukan besar basic injection volume. 
Selain digunakan untuk mendeteksi putaran mesin, sensor CKP juga digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian. Output signal dari sensor CKP digunakan ECU untuk menentukan ignition timing.

6. Oxygen Sensor
Sensor O2 dipasangkan di exhaust manifold yang berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi oksigen pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan hasilnya pada ECU. 
Bila kadar oksigen pada gas buang tinggi, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu kurus (lebih banyak udaranya). Bila kadar oksigen pada gas buang rendah, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu gemuk (lebih banyak bensinnya ).

7. Ignition Coil
Dalam nenentukan saat pengapian dan putaran mesin, ECU memerlukan masukan dari signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk mengkalkulasi penentuan awal volume bahan bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahan bakar. Apabila tegangan pada terminal negatif ignition coil mencapai atau melebihi 150 volt, ECU akan mendeteksi signal tersebut.

8. Signal starter
Signal starter digunakan apabila poros engkol mesin diputar oleh motor starter. Selama poros engkol berputar, aliran udara lambat dan suhu udara rendah sehingga penguapan bahan bakar tidak baik (campuran kurus). Untuk meningkatkan kemampuan start mesin diperlukan campuran yang kaya. Signal starter berfungsi untuk menambah volume injeksi selama mesin distarter. Tegangan signal starter sama dengan tegangan yang digunakan pada motor starter.

9. Relay utama EFI

Relay utama digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit opening relay. Relay tersebut berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan dalam sirkuit ECU. Apabila kunci kontak ON, arus akan mengalir ke relay, titik kontak akan berhubungan dan arus akan mengalir dari baterai melalui kedua fusible link ke ECU dan circuit opening relay selanjutnya ke pompa bahan bakar.


Scan QR Code Materi di atas



Posting Komentar

Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…

 
Top